Quantcast
Channel: TRAVEL JURNAL MAMAIBU
Viewing all 550 articles
Browse latest View live

Mengenal Warisan Kolonial di Museum Kereta Api Ambarawa

$
0
0
Saya ngefans banget sama Kereta Api, bahkan ke Bandung atau mudik ke Brebes aja saya bakal seribu kali milih naik kereta ketimbang naik bus atau travel. Rasanya saya nggak nemu kesenangan duduk lama dalam bus, yang viewnya cuma jalan raya. Atulah jauh lebih asik naik kereta bisa liat yang hijau-hijau dong?! Katakanlah rejeki pelanggan setia, ketika saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa, yang masih berada di Kabupaten Semarang ini dalam rangka acara #TravelingByTrain bersama PT. KAI dan Altour Travel. Jadi saya punya peluang untuk lebih mengenal sejarah perkeretaapian di Museum ini deh. Yeay!

Salah satu koleksi lokomotif di Museum Kereta Api Ambarawa
Museum Kereta Api Ambarawa ini salah satu museum yang punya banyak koleksi kereta api yang dulunya pernah berjaya di jaman penjajahan. Namanya juga masa lampau, jadi sudah pasti tekhnologinya sudah tertinggal. Eitsss, tapi kereta apinya masih berfungsi dengan baik loh?! Itulah alasan kenapa Museum Kereta Api Ambarawa kini dialih fungsikan menjadi destinasi wisata sejarah mengenai perkeretaapian.

Kereta api uap bergerigi menjadi primadona museum ini, karena kereta unik ini merupakan satu dari tiga kereta api uap yang tersisa di seluruh dunia (dua diantaranya terdapat di India dan Swiss). Dan lebih gokil lagi karena kami, ataupun kalian yang berkunjung ke museum ini bisa mencoba sensasi menaikinya secara langsung. Gokkss!!

Kereta api uap ini difungsikan sebagai kereta api wisata yang nantinya bakal membawa pengunjung ke Stasiun Tuntang dan kembali ke Stasiun Ambarawa. Kereta api uap tersebut menarik lokomotif bernomor seri B 2502 dan B 2503 yang di buat oleh Maschinenfabriek Esslingen, serta B 5112 buatan Hannoversche Maschinenbau AG. So, kalian yakin?! Mau melewatkan kesempatan menikmati sensasi naik kereta tua (kereta uap bergerigi) yang berbahan bakar kayu, dengan panorama keindahan alam Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu sepanjang perjalanan melewati jalur Ambarawa-Tuntang-Ambarawa?! Well, ada baiknya kalian masukin museum ini dalam wishlist deh :D
Pintu masuk museum
Harap dicatat nih!!
satu dari banyaknya lokomotif yang masih terawat dengan sangat baik
Ini dia sang primadona yang bakal mengantar kami berwisata sejarah
Ketika saya dan team #TravelingByTrain datang, terlihat banyak perbaikan yang dilakukan di museum ini. Keadaan museum terlihat jauuuh berbeda dari yang saya temukan di internet. Dan ternyata, memang terjadi renovasi besar-besaran pada bulan Juni 2013. Iyess, revolusi PT. KAI memang banyak terjadi 2 tahun belakangan ini, saya sebagai pelanggan setia jadi makin cinta deh! Di salah satu sudut stasiun, terdapat lorong yang memajang sejarah panjang serta perkembangan perkeretaapian Indonesia, mulai dari jaman penjajahan hingga tahun 2015. Dari uraian tersebut semakin terlihat bahwa revolusi PT. KAI terjadi secara pesat mulai tahun 2012 lalu yakni pada kepemimpinan Bpk. Ignatius Jonan.

Sedangkan Ambarawa dulunya pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda merupakan sebuah kota militer. Raja Willem I memerintahkan pembangunan stasiun kereta api ini, yang bertujuan untuk mengangkut tentaranya menuju ke Semarang. Maka pada 21 Mei 1873, dibangunlah stasiun kereta api Ambarawa di atas tanah seluas 127.500 m². Namun pada awalnya stasiun ini dikenal sebagai Stasiun Willem I. Bangga rasanya bila menyaksikan warisan-warisan dari kolonial di museum ini masih dijaga dengan sangat baik.

Kabar baik lainnya, mulai Mei 2015 perjalanan kereta wisata rute Ambarawa-Tuntang akan berangkat hingga 3 kali keberangkatan yakni pada pukul 10.00, 12.00 dan 14.00 setiap hari Minggu dan juga hari libur nasional. Dengan harga tiket yang dibandrol 50ribu, kalian sudah bisa menikmati kereta api uap yang merupakan warisan dari jaman kolonial ini.

Jangan coba menyamakan sensasinya dengan naik Argo Parahyangan atau jenis kereta masa kini lainnya. Karena kereta tua yang berbahan baku kayu jati ini memiliki lokomotif yang bernuansa vintage abis. Hebatnya bukan hanya bahan bakunya aja yang dari kayu, namun seluruh bagian loko, mulai dari kursi penumpang, bagasi serta jendela yang terbuka tanpa kaca. Dan gak habis fikir kok cuma kayu tapi bisa keker banget yaaaaa?! 

Stasiun Ambawa berada beberapa meter dari pintu masuk ini
Pada jaman dulu, karena nggak bisa mundur, kepala loko diputar dengan tenaga manusia di atas lubang ini. Warbiasak!
Di dalam salah satu gerbong yang ditarik kereta uap, vintage banget kan?! Suka!
Lewat Rawa Pening, Horeeeeee!
Kami bangga dengan Kereta Api Indonesia, kalian gimana?!
Kak Trinity juga hobby naik kereta loh, semoga nest ada yang sleeper ya kak?! :D
All team Traveling by Train VI
I <3 AMBARAWA!
Jendela loko yang terbuka tanpa sekat membuat saya dan teman-teman lainnya menjadi semakin nikmat menghirup udara dari luar, sekaligus semakin leluasa untuk mengambil gambar yang ciamik. Karena dalam rute Ambarawa-Tuntang, secara surprise ternyata jalur ini melewati Desa Wisata Rawa Pening yang berlegenda dan juga telah lama jadi wishlist saya. Yaaa meskipun hanya melewatinya, tapi paling tidak saya jadi makin semangat buat beneran datang ke sana nantinya. Amin (Baca Juga: Wisata Sejarah Menyenangkan di Kota Semarang)

Semakin banyak fakta-fakta unik yang sulit diterima akal sehat tentang sejarah perkeretaapian yang saya dapatkan, misalnya bagaimana cara mengangkut semua kereta-kereta tua ini dari sana?! Serta tentang memutar kepala kereta dengan cara manual (diangkat tenaga manusia) karena dulu kepala kereta nggak bisa mundur. Tapi hal itu membuktikan bahwa memang manusia bisa semakin cerdas dan kreatif dalam sebuah keterbatasan. Sepulang dari event perayaan ulang tahun PT. KAI yang ke 70 kemarin, membuat saya jadi kepingin banget ke Belanda. Saya penasaran, apa yang bikin warisan-warisan dari mereka ini menjadi longlast dan tangguh?! Hmmn kalian tau nggak?!

Ps: All Photos taken with Olympus E-PM2

Waroeng Atjeh Paling Juara di Bandung

$
0
0
Saya kalau main ke Bandung itu pokoknya udah tau beres, nggak perlu lagi cari tempat nginep ataupun sewa motor. Di Gegerkalong Girang atau tepatnya di belakang kampus Telkom, ada sepetak kamar kost sahabat kesayangan saya yang terlanjur betah hingga 6 tahun lamanya di kota ini. Dan study S2 nya di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) saat ini membuat saya dipaksa main terus ke Bandung (kalau-kalau ditinggal suami dines). Toh padahal saya anaknya kalau udah di Bandung, penyakit males bisa kumat setiap hari atau bahkan sepanjang hari. Yah kan mumpung mahmud gak punya kewajiban belanja ke pasar dan urus dapur. Xoxoxo Eh tapi marah-marahnya Septy yang pulang liat kostnya saya berantakin ngangenin juga ternyata :P

Tapi sayang, calon ibu dosen Sastra Indonesia yang satu itu sibuknya bukan main, alhasil saya lebih sering mainnya sama Reni yang juga mahasiswi (super senior) di UPI. Jangan coba-coba ajak si Bebeh Reni ini ke Tebing Keraton dan tempat hits Bandung lainnya deh, karena gadis Aceh satu ini doyannya itu Wikulan, alias Wisata Kuliner. Dah pokoknya sebulan sama si Reni mah program gemuk mahmud bisa sukses besaaaaar!

Awas ilernya jatoh ya, Mz, Mb.....
Maka yang terjadi, terjadilah. Kalau masalah perut, saya yang tinggal nangkring di jok belakang motor sudah percaya total sama Septy maupun Reny. Dan di siang yang begitu terik kala itu, dibawalah saya ke surga Waroeng Atjeh yang berada di Jl. Ambon no. 13 Bandung. Entah deh pemilik kedai ini orang Bandung, orang Aceh atau orang Ambon..... Saya nggak pengen tau, yang jelas belum duduk aja saya sudah menghirup aroma mie aceh yang begitu pekat. A pesenannya buruan dong!

Kedai ini memang udah lama jadi favorite tempat makannya Septy dan Reni, jadi sempat ada beberapa kali perbincangan serta rencana kesini namun gagal terus. Dan ketika terealisasi, Septynya malah masih sibuk kuliah... Yang tabah yak Beb. Diluar dugaan ternyata menunya nggak hanya mie khas aceh saja, tapi juga ada berbagai menu nasi goreng, martabak dan roti cane. Pertanda mesti balik lagi nih...

Berbagai menu yang dapat dipesan, banyaaaak ya?!
Mie Rebus Aceh Daging, beneran empuk dagingnya loh..
Mie Rebus Aceh Telor, padahal cuma telor tapi kok enak banget ya......
Ini serius, mahmud penasaran sama resepnya -,-
Saya memesan Mie Rebus Aceh Telor sedangkan si bebeh Mie Rebus Aceh Daging (duh beh, inget kolesterol beh!) dengan tentu saja kepedasan yang extremely hot. Kalau anak asli Acehnya aja suka, sudah pasti rasanya juara dong?! Tapi memang terlihat sih, kalau warung ini nggak pernah sepi, kabarnya belum sampai malam aja udah tutup, lhaaa pastes kami nggak kebagian acar, padahal waktu itu belum sore-sore banget looooh.

Ketika tersaji, tanpa banyak jeprat-jepret dan memang udah gak kuat menahan iler, langsunglah saya santap Mie Aceh telor tersebut dengan lahap. Rasa emang nggak pernah bohong, kalau memang enak ya pasti jualannya juga laku. Kuahnya nggak terlalu kental dan terlalu encer, pokoknya pas dan pedasnya yang superpun nggak menutupi original rasa Mie Aceh yang khas. Eh kayaknya ini lebih enak dari mie aceh yang di Benhill deh ;')

Bebeh Reni, gadis asal Aceh yang punya spesialisasi dalam memberi rekomendasi kuliner Bandung, semoga ia gak lupa kampung halamannya :p
Warungnya sederhana tapi sedaaaap
Kabar gembira untuk orang Bandung :D
Kebetulan malamnya saya memiliki agenda untuk mengikuti acara #TravelingByTrain bersama beberapa teman TBI. Saya melapor sedang mampir makan mie aceh dulu baru menyusul ke stasiun Bandung. Lalu mendadak kak Citra yang juga asal Aceh jadi kepengin nyobain juga, alhasil dibungkuslah 1 Mie Tumis Aceh Telor untuk kakak Ocit tercinta yang semoga dapat mengurangi kerinduan pada kampung halaman. Aduh tetiba mau lagi niiih, gimana dong?! *Mau cari resepnya deh* *biar keren ajah* >,<

Ps: All Photos taken with Olympus E-PM2

Museum Benteng Vredeburg Dan Kafe Tempo Dulu Di Dalamnya

$
0
0
Museum Vredeburg menjadi destinasi terakhir dari serangkaian #LiburanDiYogya saya bersama Fahmi, museum yang sekaligus sebuah benteng ini menyimpan berbagai sejarah nasional bangsa Indonesia, khususnya mengenai perjuangan pada masa kemerdekaan. Museum Vredeburg yang menjadi salah satu tujuan destinasi wisata edukasi ini tidak hanya memuat tentang sejarah, namun juga tentang seni serta budaya yang patut untuk dikenal.

Seperti kebanyakan museum di Indonesia, Museum Vredeburg juga memiliki bangunan tua yang bergaya arsitektur khas Belanda, dengan pilar-pilar atau tiang penyanggah yang besar. Dulunya difungsikan sebagai benteng oleh pemerintah Belanda untuk menahan serangan dari Kraton Yogyakarta. Jadi nggak heran kalau kalian main kesini bakal nemuin menara pengawas di keempat sudutnya, yang seakan masuk ke dalam markas CIA. Xixixi

Suasana Museum Benteng Vredeburg menjelang sore
Dan ternyata saya baru tau kalau museum yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di atas tanah Keraton ini, awalnya bernama "Benteng Rustenburg" atau yang artinya "Benteng Peristirahatan". Namun berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765 - 1788 bangunan disempurnakan dan selanjutnya diganti menjadi "Benteng Vredeburg" yang mempunyai arti "Benteng Perdamaian". Pantes yaa kalau main ke Jogja tuh hati jadi damaaaaaai banget..... *seruput Kopi Jos di angkringan*

Dan sejarah fungsi bangunannyapun gak hanya itu, tapi juga sempat menjadi benteng pertahanan, markas militer Belanda dan Jepang, serta markas militer RI pada tahun 1945-1977. Pada tanggal 16 April 1985 dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada tahun 1987. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi "Museum Khusus Perjuangan Nasional" dengan nama "Museum Benteng Yogyakarta".

Menurut penilaian saya pribadi, Museum Vredeburg yang berada di Jl. Jend. A. Yani No. 6 Yogyakarta ini sangat terawat dengan baik. Malah terhitung unik karena ada sebuah ruangan gelap yang ketika pengunjung masuk akan ada berbagai bunyi ledakan dan senapan. Adegannya mirip-mirip film Sicario yang lagi gerebek bandar narkoba. Duaaaaaarr, saya dan Fahmipun dibuat teriak karena belum paham. Sok kalau datang kesini siapin bawa yang bisa dipeluk-peluk yes?!*ditoyor penonton*

Selamat menghadapi sejarah masa lalu
Dicatat yes!
Salah satu koleksi museum
Kami gak terlalu banyak memotret di dalam museum, ya anggaplah kami anaknya serius kalo udah ketemu sejarah :p
Putri mah gitu orangnya TT (pardon my dekil face)

Secara keseluruhan yang dapat ditemukan yakni; Bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya. Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru. Koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia. So, dengan harga yang cuma Rp. 2.000 perak, keren banget kan?! *Jogja memang keren keles*


Dan ternyata museum ini masih punya kejutan lainnya, bukan cuma membawa kami ke scene-scene dalam film militer.. Tapi juga di bawa ke dalam adegan film romantis di dalam restoran ala Eropa (kayak udah pernah ke Yurop aja, Put). Tapi Serius! Kalian harus mampir ke kafe yang punya nuansa klasik nan elegan ini, dengan desain interior dan eksterior yang keliatan banget bergaya tempo dulu, bikin mood sore jadi semakin syahdu. Indische Koffie namanya ya gengs!

Terlepas dari kafe-kafe modern di Jakarta, yang klasik kaya gini saya lebih suka. Banget!
Selamat nyemil... yang penting bisa ambil foto. hehee
Menu yang bikin dompet kalian juga pasti bahagiah
ini apa ya.. saya lupa namanya. pokoknya enaaaa' :D
Minuman Asem Jawa di sini sueger bingit loh!
Karna saya ngantuk, jadi pesennya cappuccino ice deh hehe
Iya, ternyata gak hanya Museum Ullen Sentalu aja yang punya restoran dan kafe yang patut untuk dicoba. Melainkan juga ada Indishe Koffie yang terletak di area museum Benteng Vredeburg. Kalian nggak akan kesulitan untuk menemukannya, karena terletak nggak jauh dari pintu masuk museum. Indishe Koffie sangat terlihat ingin memajukan kuliner nasional serta kembali mengangkat menu bercita rasa Eropa. Menurut saya dan Fahmi ini unik banget, karena dengan letaknya yang berada di dalam bangunan bersejarah seperti Benteng Vredeburg ini, Yogyakarta seakan menyajikan wisata kuliner dan wisata sejarah dalam satu kemasan. So, bagi yang nggak suka-suka banget sejarah, bisa deh melipir kesini :D

Rasa penasaran kami dengan kafe inipun tumbuh, dan akhirnya ya langsung cari tempat duduk yang nyaman padahal perut masih kenyang. Abis gimana dong... gak akan dapet gambar kalau nggak masuk kan?! (dilema seorang blogger). Baiklah, paling nggak kami berdua bisa sok-sokan romantis ala film drama, hal pertama yang menyambut adalah alunan musik yang saya yakin bergendre classic tapi liriknya menggunakan bahasa Jawa. Ahhh.... Sempurna!

Indische Koffie punya beberapa pilihan area yakni, area indoor yang memiliki area Square, Round dan Bar. Di area ini menjadi favorte saya karena punya  nuansa klasik nan elegan juga desain interior dan eksterior yang bergaya tempo dulu abis! Namun untuk pecinta kopi, terdapat area bar yang bisa melihat secara langsung barista yang sedang meracik kopi. Terakhir area outdoor yang disediakan bagi yang merokok yang terdiri dari area teras, parasol dan outdoor bar. Serunya kalau diluar kalian juga bisa santai sambil menikmati pemandangan  kebun serta gemerlap lampu kota di kawasan titik nol Yogyakarta.
desain interior yang loveable disetiap sudutnya
pintu masuknya ajah manis banget gini :')
Menjelang sore, beranjak ke titik nol Jogja :D
Ketika kami masuk, kami langsung berfikir kalau harganya pasti mahal. Namun ternyata tebakan kami salah total, saya sampai terheran-heran melihat harga yang dipajang di menu. Semua menu makanan dan minuman di kafe ini cuma dibandrol seharga Rp. 5.000, ++ - Rp. 148.000,++. Ealaaah andai di Jakarta ada yang begini, bisa pacaran setiap minggu deh. Hahaha. 

Karena nggak hanya kopi, Indische Koffie juga menyediakan menu western serta masakan Indonesia yang beragam, seperti snack, main course, hingga dessertpun juga ada. Cussss ya, jangan lupa mampir ke sini kalau main ke Yogyakarta. Ah ya, kafe ini dibuka sesuai dengan jadwal museum, yakni tutup pada hari Senin. Usai merilekskan diri di Indische Koffie, kami menutup hari dengan nongkrong-nongkrong gaul di kawasan Titik Nol Yogyakarta. Daaapppp!

Jumpa Blogger-blogger Hits Tanah Air di Blogger Camp 2015

$
0
0
Selamat Hari Blogger Nasional!! Dalam rangka merayakan hari blogger nasional, percayalah bahwa saat ini saya bersama sekitar 250 blogger tanah air, sedang gila-gilaan meramaikan event Blogger Camp yang dilaksanakan serentak di 4 kota di Indonesia. Ibukota Jakarta, Surabaya, Purwokerto dan Makasar menjadi kota yang dipilih sebagai lokasi silahturahmi kami yang begitu hangat bak pelukan suami pulang gajian ini.  


Event diselenggarakan sejak 26 oktober kemarin, yang rasanya kok yah banyak banget kuis serta hadiah yang dibagikan ke para peserta (serius gak abis-abis sampai akhir acara). Dan ternyata memang banyak banget sponsor yang mendukung acara ini, sehingga dalam dua hari semua orang mendadak mata-voucheran wahahaha. Saya dan teman-teman Blogger Camp Jakarta sebelumnya sempat berkumpul di HARRIS Hotel Tebet (yang menjadi meeting point) sekitar jam 2 siang. 

Gak cuma kumpul dan saling bertukar kartu nama, kami juga diberi kesempatan untuk melakukan hotel tour atau berkeliling melihat seluruh fasilitas yang dimiliki oleh salah satu hotel yang dinaungi oleh Tauzia Management ini. Salah satu hotel yang asik buat staycation di Jakarta nih gaes!

Bincang sore di HARRIS Cafe untuk menerima sambutan dari panitia acara
Setelah acara dibuka oleh Mbak Wiwik Wae, rombongan langsung segera menuju Hulu Cai untuk melakukan camping cantik. 25 tenda siap menampung mimpi indah kami semua, namun sebelum benar-benar merengkuk di dalam sleeping bag, setelah makan malam diadakan sharing session ditemani hangatnya api unggun yang berkobar. Live musik, beragam kuis dari sponsor, serta curhatan tumpah ruah sudah. Tapi setidaknya saya udah tau gimana caranya jadi Net Citizen Journalist. Hasek!

Tenda siap huni di Camp Hulu Cai
Totalnya 25 tenda dilengkapi alas tidur dan sleeping bag untuk masing-masing peserta
Kegiatan malam supaya suasana semakin hangat
Bangun dari tidur kami segera mandi untuk melakukan kegiatan yang ditunggu-tunggu yakni sesi Talk Show yang dibagikan oleh para ahli yang sudah hits luar biasak! Talk show yang di moderatori oleh Ndorokakung membagi tentang “Membangun Kredibilitas Blog” dibagi oleh Mas Iman Brotoseno (Blogger, Film Director & Photographer, Ex Chairman PB 2009), Mas Nirwan Dewanto (ndonesian poet and cultural critic) dan Maulana Nurhadi (Campaign Manager, Twitter South East Asia). Serta materi mengenai “Predictivie Content Marketing based on Big Data Sytem” oleh Muhammad Imran (Indonesian, An Outstanding data analyst).

Ketika peserta mengikuti Talk Show dari para sang ahli

Para suhu master dalam bidang per-blogging-an
Happy Blogger National Day!!
Pulang dari Blogger Camp 2015 Mahmud langsung pinter, hahahhaa. Semoga acara Blogger Camp ini dapat diselenggarakan kembali di tahun besok. Amin-amin di 10 kota ya tahun besok?! Amiiin. So far acaranya seru dan menyenangkan karena bisa bertemu dengan puluhan blogger hits tanah air. Terimasih juga untuk para sponsor yang banyak membagi hadiah pada kami, Indosat Love yang kece, Uteesme yang keren, Bluebird yang baik hati dan Net Media. Sampai jumpa teman-teman dan para panitia yang luar biasah!!

Ketika Sheila On Seven Beraksi di Depan Mata

$
0
0
Are you Sheila Gank?! Kalau iya... kalian sangat tepat terdampar di blog yang apa adanya ini. Ah, tapi siapa sih yang gak suka band legendaris yang satu ini?! Bukan Sheila Gank pun pasti bakal langsung angguk-angguk asik, ketika denger hits-hits andalan mereka. Kalau ada yang bilang lagu-lagunya Sheila On 7 itu sepanjang masa.. I am totally agree! Lagu mereka bener-bener nggak pernah ngebosenin untuk dinikmati. Never die event more than 19 years!

Aksi Mas Duta yang bikin penonton gak berhenti teriak histeris 
Dan ketika punya kesempatan untuk menyaksikan secara langsung band asal Jogja yang berdiri pada 6 Mei 1996 ini, saya dan Fahmi sampai rela berdiri di depan panggung sejak jam 6.30 sore yang padahal mereka keluar ketika pukul 7.45 malam. Dan itu adalah pilihan yang tepat karena gak berapa lama, penonton membeludak saking banyaknya. Hahaaa yaiyalah... secara The Beatlesnya Indonesia bakal mengguncang Parkir Timur Senayan dengan heboh!

Saya pribadi sudah menikmati lagu-lagu mereka sejak usia masih 6 tahun, era ketika semua anak SD hafal dengan lagu-lagu mereka yang sederhana, dan bukan seperti saat ini yang malah hafalnya sama lagu Perawan atau Jandanya Cita-Citata (WTF pisan). Bisa dibayangkan gimana antusiasnya saya yang baru bisa melihat mereka secara langsung setelah 19 tahun mengagumi. Mengantri 3 jampun saya relaaaa! Mana suaranya Generasi 90an?! Kita memang generasi paling bahagia yang bisa menikmati perkembangan musik tanah air yang luar biasah!!

Eits, udah tau alasan kenapa dinamain Sheila On 7?! Kata Sheila sendiri berasal dari bahasa Celtic yang berarti musikal, sedangkan On Seven memiliki arti sebagai tujuh tangga nada dalam musik. Meskipun sempat mengalami beberapa kali formasi, tapi selera musik yang diciptakan Sheila On 7 tetaplah sama hingga saat ini. Sederhana dan menyentuh, persis seperti karakter Duta (Akhdiyat Duta Modjo, vokal), Eross (Eross Candra, gitar), Adam (Adam Muhammad Subarkah, bass), serta Brian (Brian Kresna Putro, drum) yang selalu terlihat sederhana dengan kepopuleran yang mereka miliki bertahun-tahun.

Mas Duta dan kawan-kawan manggungnya sederhana banget, serius!!
Meskipun begitu mereka tetap Gorgeous! 
Tak apalah suara habis untuk teriak-teriak, yang penting semua senang!
Mas Duta udah bapak-bapak malah makin ganteng yak >,<
Aaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk (lupa sama suami yang ada dibelakang)
Aksi Eros dan Adam yang metik gitar gak kalah heboh, Eros malah sempet angkat gitar ke belakang kepalanya. Gokss!
Bukti otentik: SheilaOn7 satu-satunya band Indonesia yang saya punya lagunya secara kumplit di Laptop. Mau?! Xoxoxo
Lagu Tentang Hidup yang syukurnya sempat saya rekam menjadi lagu pembuka saat itu, ya meskipun kualitas suaranya kurang baik serta banyaknya guncangan, tapi setidaknya kami bisa memutarnya kembali ketika rindu momentum kehadiran mereka yang dipenuhi banyak teriakan dari penonton. Karena mahmud baik, silahkan ditonton videonya yang sebaiknya sih dengan kualitas HD (supaya lebih jelas ehehe). Berbagai hits populer dinyanyikan, dan karena Kakak cowok pertama saya ngefans berat sama mereka, alhasil saya hafal semua lagu karena Aa punya semua albumnya. Xixiixi

Minggu 25 Oktober menjadi hari penutup Mandiri Carnaval yang paling meriah, Parkir Timur Senayan berhasil dipadati ribuan pengunjung yang tentu saja datang untuk menyaksikan aksi Mas Duta dan kawan-kawan. Satu setengah jam yang membahagiakan bagi para generasi 90an, semua orang terlihat keluar dengan wajah sumringah luar biasa. Semoga saya dan Fahmi masih punya kesempatan untuk bisa menyaksikan aksi mereka kembali, karena ternyata bernostalgia sambil bernyanyi bersama itu, menyenangkaaaaaan banget! Amin.


Berkunjung Ke Pelabuhan Tanjung Priok Yang Kini Semakin Modern

$
0
0
Berbeda dengan princess Syahrini yang selalu naik jet pribadi kemanapun ia pergi, tentu saja saya sebagai rakyat jelata yang gak selalu mampu naik pesawat ini masih sangat mengandalkan berbagai macam moda transportasi. Baik itu transportasi yang berada di stasiun, terminal hingga pelabuhan. Toh nggak semua wilayah Indonesia bisa dicapai dengan pesawatkan?! (menghibur diri, padahal memang cari yang murah). Saya sempat bepergian dari dan ke beberapa pelabuhan besar, misalnya dari pelabuhan Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, Padang Bai-Lembar. Namun ketika ditanya pendapat mengenai Pelabuhan Tanjung Priok, saya sebagai warga Jakarta mendadak merasa gagal....

Sudah tak ada lagi pelabuhan yang kumuh
Saya bener-bener belum pernah menginjakkan kaki di pelabuhan yang satu ini, padahal saya dan Fahmi ketika weekend kadang suka impulsif berkunjung ke Pelabuhan Sunda Kelapa untuk sekedar hunting foto. Nama Tanjung Priok terlanjur kelam menempel dikepala saya, bayangan kumuh, banyaknya angkutan umum yang keluar masuk ke pelabuhan dan panjangnya antrian truck-truck kontainer serta kesemerawutan lainnya langsung terlintas dikepala. Dan ternyata ada perkembangan fakta yang wajib untuk kalian ketahui mengenai Pelabuhan Tanjung Priok ini.

Kebetulan pada Sabtu, 31 Oktober kemarin saya bersama beberapa rekan travel blogger diajak untuk menyaksikan secara langsung perkembangan serta kegiatan di pelabuhan yang telah berusia 130 tahun ini. Sama seperti saya, teman-teman yang lainnya pun memiliki kesan 'kelam' pada Tanjung Priok. Dan rasa penasaran pulalah yang membawa kami untuk ikut serta melakukan penjelajahan bersama rekan-rekan dari IPC (PT. Pelabuhan Indonesia II/Pelindo II), yang berperan besar dalam mengembangkan pelabuhan-pelabuhan di 10 propinsi di Indonesia termasuk Pelabuhan Tanjung Priok.

Semua area dimanfaatkan secara optimal
Remodeling terlihat diberbagai sudut pelabuhan
Yang paling surprise ya terminal penumpang yang sangat bersih ini
Fasilitas di terminal penumpang gak kalah sama airpot loh!
Tidak lagi terlihat antrian dimana-mana
Saking teraturnya, kini menjadi 'zero queue'
Dan tibalah kami di pelabuhan yang kini tidak lagi terlihat antrian di sudut manapun, truck-truck pengangkut container terlihat keluar masuk dengan sangat teratur. Bapak Sofyan selaku Humas IPC (PT. Pelabuhan Indonesia II/Pelindo II) menjelaskan "Antrian kapal yang sandar kini telah jauh berkurang karena adanya alat-alat pengangkut (pemindah barang) yang jauh lebih modern, sehingga membuat kapal tidak lagi sandar terlalu lama dan membuat panjang antrian. IPC juga berusaha agar Remodeling Tanjung Priok ini menjadi Port Improvement yang terbaik di Indonesia". So, kalian yang suka beli barang-barang import bisa makin cepat menerima barang kan?! Sughoooi!

Maka kini waktunya untuk merubah mindset kalian, tentang pelabuhan yang luasnya hampir 600 hektar ini. Tidak ada lagi daerah kumuh, banjir dan bau pesing. Kalo jaman dulu angkutan masih seenaknya bisa seliweran masuk, jangan harap sekarang bisa, karena sekarang securitynya dijaga semakin ketat sehingga makin aman. Kabar mengejutkan lainnya, bahwa ternyata Pelabuhan Tanjung Priok kini sudah dibuka untuk kunjungan wisata loh! Sudah banyak murid dari beberapa sekolah yang berkunjung dan diajak berkeliling untuk sekedar diberi pengetahuan mengenai Pelabuhan Tanjung Priok yang kini menjadi salah satu pelabuhan tersibuk dan paling modern di Indonesia.

Sama halnya seberti Bandara Soekarno Hatta, pelabuhan ini juga memiliki beberapa terminal yang berbeda loh. Berikut sedikit penjabaran yang dapat saya ingat:

  • Terminal I dikhususukan untuk membongkar atau memuat barang-barang curah. Baik itu curah kering (terigu, batubara, pasir sampai tiang pancang) maupun barang-barang curah cair (seperti CPO). Terminal 1 juga dibongkar alat berat/kendaraan dan general cargo lainnya bahkan petikemas juga di tangani di terminal ini.
  • Terminal II disiapkan untuk penanganan petikemas domestik, break bulk, dry bulk, curah cair dan kendaraan domestik, di terminal ini juga terdapat terminal penumpang yang merupakan terminal penumpang berkelas yang dilengkapi dengan fasilitas2 modern dan mengutamakan kenyamanan para penumpang. Ini serius loh, fasilitasnya gak jauh beda dengan di bandar udara. Gokkss!
  • TERMINAL III merupakan terminal full petikemas, disini di handling petikemas internasional dan domestik, tapi karena statusnya yang merupakan terminal oceang going, pada beberapa kesempatan di terminal III dibongkar juga barang non petikemas atau break bulk internasional.
  • Terakhir Non Terminal yang berfungsi untuk menunjang kegiatan Bongkar dan Muat di terminal-terminal operasi Lini 1 dan Lini 2.

Alat-alat besar yang berperan penting dalam memindahkan muatan kapal
Salah satu kapal yang sedang bersandar
Proses memindahkan container ke atas kapal
Kapan ya bisa naik kapal sebesar ini?!
Ada banyaaaaaak banget box container disini!
Dengan banyaknya mesin-mesin ini bongkar muatannya jadi makin cepet deh
Control Tower Room yang bisa memantau seluruh pelabuhan
 Kami juga sempat diajak untuk berkeliling pelabuhan dengan kapal kecil untuk melihat secara langsung kesibukan yang terjadi via laut. Kapal-kapal super-duper besar terlihat sedang menurunkan ratusan container yang mereka angkut entah dari negeri mana. Mendadak saya dan Fahmi jadi ingat adegan-adegan di film Captain Philips. Ehehheee Tanjung Priok terbukti semakin canggih dan modern dengan dibawanya kami menuju Control Tower, tempat dimana segala kegiatan yang berlangsung di pelabuhan dapat diawasi secara langsung dari room control ini. Aaaiiiiihhh keren pisaaaan!!

Saatnya menjelajah Tanjung Priok via laut
Let's go capt!
Bapak-bapak yang lagi serius bahas distribusi barang
Teman-teman blogger bersama team dari IPC
So sebagai pejalan yang masih sering memanfaatkan pelabuhan dan warga Jakarta yang amat sangat bergantung pada distribusi barang untuk memenuhi kebutuhan. Saya bangga dong ketika mengetahui ibukota kini punya Pelabuhan Tanjung Priok yang semakin modern ini. Bisa dibilang roda perekonomian di Jakarta berawal dari tempat ini, dengan adanya kemajuan yang pesat dalam tatanan pelabuhan, sudah pasti telah memberikan manfaat yang besar pada masyarakat yang semakin mudah menerima kebutuhan hidup sehari-hari. Bravo Tanjung Priok dan PT. Pelabuhan Indonesia II, jaya terus ya!! :D 

Mencicip Pecel Semanggi Khas Surabaya Yang Kini Mulai Langka

$
0
0

Bakul pecel yang sederhana
Bermula dari para followers instagram @idbcpr yang memberi beberapa rekomendasi kuliner Surabaya, yang katanya wajib untuk dicoba. Beberapa banyak menyebutkan kata Semanggi, yang cuma saya tau Semanggi adalah nama sebuah plaza yang gak jauh dari kost kami (saya dan fahmi) di Jakarta. Iya, gini-gini kami anak Jaksel yang lumayan sering ngemall kok.

Dan ternyata Semanggi merupakan salah satu makanan tradisional khas Kota Surabaya gaes, semacam jenis pecel berbahan dasar daun semanggi. Mahahaha jadi yang sering main ke Plangi alias Plaza Semanggi juga mesti tau, kalau ternyata mall ini adalah nama sebuah pecel di Surabaya. Dan lambang daunnya yang mungil tersebut.

The problem is... Kuliner yang satu ini ternyata udah langka banget dan sulit untuk ditemuin. Sempet hopeless karena saya yang sedang ikut dalam rangkaian perjalanan Sapta Nusantara bersama @IndTravel, jadi gak punya kesempatan untuk berburu pecel langka yang satu ini. Taman Bungkul jadi salah satu lokasi yang masih terdapat penjual Semanggi, tapi sayangnya rombongan nggak mampir ke sana. Hks

Yuki dan Kak Ika yang semangat menyantap Pecel Semanggi
Bumbunya melimpah
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Rombongan Sapta Nusantara yang baru tiba di Bandar Udara Juanda, ternyata melipir ke restoran yang berada di seberang jalan Masjid Al-Akbar. Saya, Yuki dan Kak Ika yang menyebrang ke Masjid untuk shalat merasa beruntung karena akhirnya bisa nemuin kuliner langka yang satu ini tanpa perlu bersusah payah.

Harga per porsinya Rp. 7.000, meskipun Semanggi merupakan jenis makanan pecel namun bahan dan rasaya terasa sangat berbeda dengan pecel pada umumnya. Perbedaan rasa disebabkan karena menggunakan bahan dasar daun semanggi dan bumbu yang digunakan terbuat dari ketela rambat sehingga memiliki cita rasa yang khas. Selain itu, pecel Surabaya juga di tambahakan bahan seperti kecambah dan kerupuk puli/ kerupuk beras.

Kerupuknya juga bikin makin endeuss
Oh ini toh yang namanya daun Semanggi.....
Dan ternyata pecel ini nggak hanya ada di Surabaya aja, Pecel Semanggi juga bisa ditemukan di daerah lainnya di Jawa Timur, seperti misalnya di Banyuwangi dan Kediri. Namun tetap memiliki perbedaaan di bumbu dan bahan pelengkapnya. Sekali saya dan teman-teman lainnya mencoba, Pecel Semanggi ini memiliki cita rasa yang sangat berbeda dan khas. 

Perbedaan yang mencolok terasa pada bumbu yang digunakan yang didominasi oleh rasa pedas-manis yang merupakan hasil perpaduan rasa ketela, kacang dan gula jawa. Beda dengan bumbu kacang yang bertekstur kasar, bumbu yang satu ini memiliki tekstur yang lebih lembut. Untungnya saya yang penyuka pedas makin dibuat lahap karena ibu penjual Pecel Semanggi dengan baik menambahkan cabai tambahan kedalam bumbu, so level pedasnya bisa diatur deh. Ah Syedaaaaaaapnyaah! So, kalau main ke Surabaya, silahkan diburu pecel yang satu ini ya! Karena keragaman alam dan budaya merupakan salah satu Pesona Indonesia. ;')

Mas beb yang asli Blitar merasa gagal karena nggak tau sama kuliner yang satu ini xixixii
Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel) dalam campaign Sapta Nusantara yang berlangsung selama 16 hari. Kalian dapat menyaksikan foto dan video perjalanan yang diabadikan oleh tim Sapta Nusantara di social media  Twitter serta Instagram melalui hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara

Menikmati Pesona Pahawang Yang Menawan

$
0
0
Propinsi Lampung menjadi propinsi pertama yang kami kunjungi dalam rangkaian perjalanan Sapta Nusantara bersama teman-teman media dan Indonesia Travel. Ini kali kedua saya injak Lampung, bedanya kunjungan sebelumnya saya menggunakan jasa kapal laut dari pelabuhan Merak menuju Bakauheni. Saya fikir akan sangat berbeda jika datang dengan naik pesawat terbang. Tapi ternyata ketika tiba di Bandar Udara Radin Inten II, wajah-wajah yang menyambut kedatangan kami tetap saja serem dan gahar. Mungkin memang udah bawaan orang-orang di sini kali ya?! -,-

Beach never fails to make people happy!
Kedatangan ke Lampung, gak lain untuk mengunjungi sang primadonanya yakni Pulau Pahawang. Udah tau dong, kalau Pulau Pahawang yang terletak di Kecamatan Panduh Padada, Kabupaten Pasawaran, Lampung Selatan ini, merupakan destinasi wisata paling hits di Lampung. Bahkan kalau kalian search Pahawang di google, akan muncul puluhan paket wisata untuk islandhopping di Pahawang yang menawan ini.

Sebelum menyebrang ke Pulau Pahawang, kami harus terlebih dahulu menuju Pelabuhan Ketapang yang dapat ditempuh sekitar 2 jam lamanya dari pusat kota. Nah, baru dari pelabuhan inilah kami dapat melanjutkan penyebrangan dengan menggunakan perahu boat selama kurang lebih 40 menit. Sempat khawatir karena di perjalanan laut terlihat awan hitam yang menggumpal, tapi Alhamdulillah... Karena segera kembali cerah sehingga misi kami mengabadikan keindahan Pahawang dan sekitarnya berjalan lancar.

Perjalanan laut yang disuguhi pemandangan 'Autumn'
Kak @Yukianggia yang sedang beraksi
Mahmud juga gak mau kalah. hehehe
Pulau Kelagian menjadi persinggahan pertama, dan sangat tepat karena pulau ini beneran cakeeeep banget. Gradasi warna pasir yang putih bak terigu, air di tepi yang hijau tosca dan air laut yang biru menyatu dengan cantiknya. Ditambah lagi dengan bukit-bukit diseberang pulau yang pepohonannya berdaun coklat seakan melukiskan ada Autumn di kawasan Pulau Pahawang. Mendadak kepikiran, kenapa gak daridulu aja ya saya main kesini?!Haaaffftt 

Our big team langsung sibuk menggelar berbagai macam alat, apalagi videografer yang bawaannya Masyaallah banyaknya. Ada yang diculik mereka jadi paduan suara, ada yang disuruh lari sambil gendong-gendongan, ada juga yang disuruh naik pohon. Dah pokoknya team kita mah totalitas bangad deh. Huhuhuuu jadi kangen kan :'(

Mas Beb yang fotonya sok di imut-imutin :3
Mas Bram ini anaknya gak bisa diem ternyata :p
Karena malam sebelumnya hujan, jadi visibilitynya kurang begitu bagus (sumber Catperku.com)
Perjalanan dilanjut menuju Teluk Punduk untuk melakukan aktifitas Snorkeling, baru setelah itu makan siang di Pulau Pahawang Besar. Hanya dengan menu ikan bakar yang masih sangat fresh, ditambah sambal Dabu-dabu, makan siang kami jadi sangat lahap, abis seriusss enaaak banget. Pulang-pulang si Mas jadi minta dibikinin sambel yang sama deh -____-

Pulau Pahawang ini terbagi menjadi dua bagian yakni Pahawang Besar dan Pahawang Kecil. Pahawang yang lebih besar memliki luas sekitar 1.000 hektare dan sudah dihuni lebih dari 300 kepala keluarga. Nah, bagi kalian yang berniat untuk backpacking ke kawasan Pulau Pahawang, kalian bisa menyewa homestay di Pulau Pahawang Besar ini. 

Sedangkan Pulau Pahawang Kecil berukuran sekitar 13 hektare saja, dan tentu saja tidak berpenghuni. Pahawang Kecil menjadi waib dikunjungi karena pulau ini memiliki pasir landai yang ketika air laut sedang surut, akan menciptakan jembatan pasir yang menghubungkan Pulau Pahawang Kecil dengan pulau kecil lainnya yang ada di sebelahnya. Atau istilahnya adalah 'pasir gosong' yang akan kembali tenggelam ketika sore hari atau air laut sedang pasang.

Finally, Pahawang!
Perburuan di belakang pulau Pahawang Besar
Sore di pahawang Besar gampang bikin galau euy..
Sefiin dan Yuki bisa melayang?!
Menikmati keindahan Pulau Pahawang Kecil
Sebagian dari tim paduan suara (dadakan), ditunggu hasil nyanyian kami ya gengs >,<
Nyanyi bareng anak-anak Pulau Pahawang (sumber IG @TravellerKaskus)
Pulau Pahawang Kecil menjadi penutup penjelajahan kami, namun karena kami datangnya sore, jembatan pasirnya (pasir gosong) sudah tertutup oleh air laut yang mulai pasang. Tapi kejernihan air dan kebersihan pasir pulau ini tetap menghipnotis hati kami. Baju yang mulai kering, rela deh dibasahin lagi karena kami dapat seakan melayang di tengah lautan lepas. Saya dan Fahmi aja sampai sempat reromantisan disini. Pahawang dan pulau-pulau di sekitarnya terbukti memiliki potensi keragaman alam dan budaya yang merupakan salah satu Pesona Indonesia. Yakin nggak mau main ke Lampung?! :P

Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel) dalam campaign Sapta Nusantara yang berlangsung selama 16 hari. Kalian dapat menyaksikan foto dan video perjalanan yang diabadikan oleh tim Sapta Nusantara di social media  Twitter serta Instagram melalui hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara

Wisata Sejarah Menyenangkan di Kota Semarang

$
0
0
Kelenteng yang indah dan penuh sejarah
Alhamdulillah, destinasi kunjungan tim Sapta Nusantara yang kedua setelah Lampung ternyata Beijing nih guys. Tapi Beijingnya ala kota Semarang alias Kelenteng Sam Poo Kong. EHhehe *ditampol* Tapi kalian pasti setuju, karena dua kali saya datang ke kelenteng ini yaa rasanya tetep sama, bukan rasa kota Semarang lagi melainkan kek lagi berada di Beijing. Bangunan serba merah menyala berdiri gagah mengelilingi, membuat siapapun penasaran dengan sejarah dan asal mula bangunan ini berdiri di kota Lumpia.

Kami datang disambut dengan hari yang sepertinya kelewat cerah, entah ada apa dengan Semarang.. Saat itu panasnya luar biasa banget. Tapi meskipun harus mandi keringet kami tetep seneng sih, karena jadi bisa dapet foto yang bagus di segala sisi kelenteng. Yanamanya juga kerja cyiiiin, harus totalitas! Sejak renovasi besar-besaran pada tahun 2002 hingga 2005, Sam Poo Kong mendadak menarik banyak orang untuk datang berkunjung.

Kelenteng Sam Po Kong yang kini menjadi destinasi wisata andalan Kota Semarang ini dahulunya merupakan bekas tempat persinggahan atau pendaratan pertama seorang Laksamana Zheng He/Cheng Ho yang sedang berlayar melewati laut jawa, namun saat melintasi Laut Jawa, ada banyak awak kapalnya yang jatuh sakit, kemudian ia memerintahkan untuk membuang sauh. Kemudian merapat ke pantai Utara Semarang untuk berlindung di sebuah Goa dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi kelenteng. 

Meskipun menjadi destinasi wisata, kelenteng ini tetap difungsikan sebagai tempat untuk beribadah
Salah satu bangunan yang memiliki pintu raksasa
Bagian inti dari kelenteng Sam Poo Kong
Bangunan inti dari kelenteng Sam Poo Kong dahulunya adalah sebuah Goa Batu yang dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas, namun Goa tersebut telah tertutup longsor pada tahun 1700-an, kemudian dibangun kembali oleh penduduk setempat sebagai penghormatan kepada Cheng Ho. Bangunan tersebut kini telah berada di tengah kota Semarang dikarenakan pantai utara Jawa yang selalu mengalami proses pendangkalan sehingga lambat-laun daratan akan semakin bertambah luas kearah Utara. Dikarenakan Laksamana Cheng Ho beragama Islam, membuat tempat ini banyak dikunjungi oleh pengunjung yang beragama Islam, serta para turis yang datang dari China.

Meskipun panasnya cetar membahana, tapi suasana kelenteng hari itu terdengar jauh lebih ramai dari kunjungan saya sebelumnya. Sumber keramaian ternyata berasal dari rombongan adik-adik SD yang sedang studytour, dan semakin meriah ketika saya sadar bahwa Mas Syukron dan teman-teman videographer lainnya mengajak mereka untuk bernyanyi bersama. Untungnya guru mereka gak ngeri dengan tampang team kami yang mulai kucel karna matahari. hhahha

Lawang Sewu, aku kembali
Lawang Sewu yang lawangnya gak ada seribu -,-
Datang ke Semarang gak sempurna kalau nggak mampir ke bangunan yang super fenomenal ini, Lawang Sewu. Siapalah yang belum pernah denger Lawang Sewu ini ?! Kalau bukan dari buku sejarah di sekolah, ya tentu saja dari acara televisi semacam Uji Nyali di tempat ini. Kepopuleran Lawang Sewu ini menurut saya malah jauh melebihi dari museum-museum yang berada di Jakarta. Meskipun terkenalnya dengan cerita-cerita horor dan mistis, Lawang Sewu tetap memiliki magnet yang sangat kuat bagi para wisatawan. 

Lawang Sewu yang terletak di bundaran Tugu Muda ini menjadi salah satu bangunan bersejarah di Indonesia, yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau disingkat sebagai NIS. Alasan masyarakat menyebut bangunan ini dengan Lawang Sewu, dikarenakan terdapatnya banyak pintu serta jendela yang tinggi dan lebar. Meskipun pada kenyataannya jumlah pintunya tidak mencapai seribu. Mungkin kalau ditambah dengan pintu hati kamu yang lembut jadi ada seribu, dek! #eeeaaaakk

Best partnya Lawang Sewu, kaca ukir yang berwarna-warni. Cantik!
Makin rapih ya?! Seneng liatnya
Foto-foto sejarah panjang perkeretaapian Indonesia yang dipajang di lantai satu
Bicara tentang horor, entah saya yang anaknya kurang peka atau karena setiap datang selalu di siang hari, jadi saya tidak merasakan hal yang mistis pada Lawang Sewu. Ya Hamdalah juga sih karena gak dikasih liat yang macem-macem, tapi kalau harus datang sendirian malam-malam ya atuh ngeri juga. Karena selain langit-langit yang super tinggi, pintu-pintu besarnya yang banyak juga gampang bikin parno dan kesasar. Baek-baek deh, pokoknya fikiran harus fokus dan jangan banyak melamun.

Setelah kemerdekaan, bangunan bersejarah dan megah ini dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) yang kini menjadi PT. KAI. Kabar bahagianya, bersamaan dengan kebangkitan PT. KAI pada tahun 2012, setelah sempat berdiri tak terawat kini Lawang Sewu sudah semakin cantik karena diadakannya banyak perbaikan, fungsinyapun sekarangpun gak jauh dari perkeretaapian. Pokoknya sekarang Lawang Sewu sudah berubah menjadi Museum Kereta Api favorite bagi kalian penyuka sejarah. Buktinya saya sempat memposting satu foto di lantai tiga (loteng) Lawang Sewu, dan  salah satu teman berkomentar bahwa dahulu loteng tersebut tidak sebagus seperti saat ini. Pengecatan memang dilakukan pada baja-baja penyanggah atap gedung. Semarang keren! (Baca Juga: Mengenal Warisan Kolonial di Museum Kereta Api Ambarawa)

Bangunan kuno ini sangatlah berarti bagi warga kota Semarang, karena bagaimanapun, Lawang Sewu pernah menjadi saksi peristiwa pertempuran lima hari di Semarang pada 14 Oktober - 19 Oktober 1945. Lawang Sewu menjadi lokasi pertempuran hebat antara pemuda AMKA (angkatan Muda Kereta Api) melawan Kempetai dan Kidobutal, Jepang. Maka gak ada alasan untuk tidak melindungi Lawang Sewu ini bukan?! Masih sangat banyak bangunan bersejarah di kota Semarang, bahkan jumlahnya mencapai 102 bangunan loh?! Dan sepertinya saya mulai ketagihan untuk berwisata sejarah di kota ini. Karena sejarah juga tidak dapat lepas dari keragaman alam dan budaya yang menjadi salah satu Pesona Indonesia :D

Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel) dalam campaign Sapta Nusantara yang berlangsung selama 16 hari. Kalian dapat menyaksikan foto dan video perjalanan yang diabadikan oleh tim Sapta Nusantara di social media  Twitter serta Instagram melalui hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara

Gunung Bromo: Menikmati Jutaan Bintang di Pananjakan 1 dan Hangatnya Pagi di Bukit Cinta

$
0
0
Pertama kali datang ke Gunung Bromo yang super famous ini, saya gagal menyaksikan sunrise karena pagi diselimuti kabut yang sangat pekat. Kata mas yang berkali-kali datang memang agak sulit dan harus jodoh-jodohan, bahkan ia baru bisa mendapatkan sunrise bagus di Bromo ketika kunjungannya ke 4 kali. Untungnya saya nggak perlu nunggu selama itu, kunjungan kedua kali bersama team Sapta Nusantara bulan lalu berhasil memberikan pengalaman yang.. Ah tak terlupakan deh pokoknya. Makin percaya, kalau Bromo tidak pernah membosankan untuk disamperin.

Cukup trekking kecil aja kok untuk naik Bukit Cinta ini
Karena kebutuhan foto 50 peserta berbeda-beda (dan demi promosi pariwisata yang masimal), tim akhirnya dibagi sesuai dengan viewpoint dan waktu keberangkatan, jadi stock foto yang kami dapat bisa bervariasi. Saya dan Fahmi akhirnya memilih keberangkatan pukul 01.00 untuk mengabadikan bintang di Pananjakan satu bersama Ridho, Syukron, Griska, Bram, Adi, Ibo dan Uun. Butuh ijin khusus untuk masuk ke TNBTS ini ketika dini hari, karena umumnya baru dibuka pukul 3 pagi. Tapi Hamdalah, langit terlihat cerah dan pekerjaan kami dimudahkan Gusti Allah.

Kami yang meninap di Bromo cottage (dan cuma tidur 2 jam) nggak butuh waktu lama untuk tiba di Pananjakan 1 melalui jalur Pasuruan yang jalanannya lebih berkelok-kelok ini. Waktu kami tiba hanya ada satu warung yang belum buka secara sempurna, sepi abissss! Bahkan mau pipis ajah bingung karena toilet belum ada yang buka. 

Mereka yang para fotografer handal, langsung sibuk dengan settingan kameranya masing-masing, sedang saya hanya meringkuk mencoba melawan dingin yang menusuk tulang. Biarlah si Mas saja yang berjuang mendapatkan stock foto, toh kamera saya yang sederhana gak mampu menangkap hamparan bintang yang malam itu luar biasa banyaknya.

Gunung Bromo di kegelapan malam
Langti di atas Pananjakan viewpoint
Menjelang sunrise Pananjakan 1 mulai dipenuhi manusia
Jarak langit jadi terlihat begitu dekat, andai tiap malam bisa menatap mereka pasti tingkat frustasi di Ibukota bisa berkurang drastis. Fahmi dan yang lain tetap tidak berkutik dari kamera dan tripodnya, Pananjakan yang biasanya penuh sesak oleh pengunjung kini menjadi hening tanpa suara selain shutter kamera. Kami berkali-kali mengucap syukur karena pagi itu langit sangat cerah, padahal saat itu status Gunung Bromo sedang waspada sehingga wisatawan hanya boleh mendekat dengan jarak minimal 1 Km dari bibir kawah.

Menjelang pukul 3 pagi, Pananjakan view point mulai disesaki oleh para pemburu sunrise. Awalnya tidak masalah sampai akhirnya banyak orang yang menyalakan cahaya senter dan berfoto dengan blitz yang menyebabkan polusi cahaya yang sangat mengganggu, emang bisa ya foto bintang ato sunrise pake blitz, Mz, Mb?! Yaaah, mau gimana lagi... Waktunya kami melipir cari sarapan.

View cakeup dari atas Bukit Cinta
Finally punya foto selfie di Bromo xixixi
Viewnya bikin asik joget
Pukul 6 pagi tapi kami belum capek, jadi akhirnya menuju view point lain untuk mengabadikan Gunung Bromo yang sedang dramatis karena disertai 'batuk' kecilnya. Awalnya saya sempat males untuk naik ke atas Bukit Cinta, tapi karena penasaran akhirnya nik juga. Cuma butuh trekking kecil aja kok, kira-kira gak lebih dari 200 meter. Dan ternyata, viewnya beneran cakeeeep banget. Badan saya yang menggigil kedinginan langsung berasa hangat kena matahari di Bukit Cinta.

Langit yang biru, bukit-bukit hijau dan hamparan lansekap Bromo yang cantiknya gak abis-abis, bikin saya gak bisa menahan untuk tidak selfie, joget, nyani. Ini beneran loh, saya, kak Leony, Arif sama Ridho beneran nyanyi di atas bukit ini (karna dipaksa Mas Syu yang galak :p). Hhahah tunggu videonya yang masih digodok ya?! Xixi

Sebelum turun disuruh nyanyi dulu sama Mas Syu
Jarang-jarang bisa narsis sama calon papah ranger
Gunung Bromo memang menjadi destinasi paling populer di Jawa Timur, jadi nggak heran kalau tiap harinya dipadati wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara. Pun mereka pastinya gak akan merasa cukup untuk datang hanya satu kali. Sama halnya seperti Bali, banyak sisi dan cara untuk menikmati keindahan alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini. Mau ah kapan-kapan motoran sama Mas kesini :D

Tidak hanya keindahan alamnya yang menarik wisatawan datang ke Bromo, namun juga keunikan dari Suku Tengger yakni suku yang hidup dan tinggal di sekitar Gunung Brahma/Bromo yang mereka percayai sebagai gunung suci. Gunung Bromo dan masyarakat Tengger merupakan salah satu bukti dari keragaman alam dan budaya yang berhasil menjadi Pesona Indonesia yang mendunia :')


Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel) dalam campaign Sapta Nusantara yang berlangsung selama 16 hari. Kalian dapat menyaksikan foto dan video perjalanan yang diabadikan oleh tim Sapta Nusantara di social media  Twitter serta Instagram melalui hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara

Desa Sade, Dusun Sasak Penuh Tradisi Dan Kreativitas

$
0
0
Kembali menginjakkan kaki di Pulau Lombok untuk kesekian kalinya, hidup memang selalu penuh dengan kejutan yang tak terduga. Kunjungan pertama dan kedua hampir 3 tahun lalu semasa pacaran sama mas beb, kunjungan ketiga ketika Backpackmoon, sedang kunjungan kali ini berkesempatan untuk 'kerja' dan berkolaborasi bersama. Asik ya?! Hamdalah deh kak, paling enggak saya jadi bebas tugas masak dalam 2 minggu. Ehehee

Banyak banget yang ingin saya bahas tentang pesona pulau yang satu ini, tapi kayaknya nggak cukup hanya dalam satu post karena saking banyaknya cerita dan informasi yang ingin saya bagi. Mahmud orangnya memang suka berbagi *ditoyor*. Kali ini saya ingin membahas salah satu desa wisata di Lombok Tengah, yang pesona dan keunikannya sangat harus kalian tahu. Sebenarnya ada tiga desa wisata yang kami kunjungi di Bumi Mandalika ini, tapi sabar ya, semua pasti saya tulis.

Ibu salah satu warga Desa Sasak yang sedang serius menggulung benang
Bernama Desa Sade, desa wisata yang satu ini bakal memberikan pengunjungnya pengalaman unik dengan melihat dari dekat kehidupan sehari - hari suku Sasak, yakni suku asli yang mendiami Pulau Lombok. Nggak perlu khawatir, karena lokasi Desa Sade berada tidak jauh dari Bandara Internasional Lombok. Saya dan tim #SaptaNusantara hanya membutuhkan waktu sektar 20-30 menit saja untuk mencapai desa ini. Desa Sade juga akan kalian lewati jika kalian menuju ke Pantai Kuta dan Pantai Tanjung Aan.

Teriknya matahari Lombok tidak mengurangi atmosfir Desa Sade yang begitu tradisional, terdapat gapura besar yang berdiri sebelum memasuki desa. Ketika memasuki desa ini kami disambut oleh senyum dari para warga, ditemani dengan seorang guide asli penduduk desa kamipun diajak berkeliling kampung. Desa Sade memiliki luas kurang lebih 6 Ha dan saat ini ditinggali oleh sekitar 152 kepala keluarga. Hebatnya pemerintah daerah setempat bersama dengan pemangku adat desa sengaja mempertahankan keaslian adat istiadat lokal di desa ini. Sebagian besar warga Desa Sade hidup dari kegiatan bertani, pengrajin kain tenun ikat khas Lombok dan pengrajin cinderamata yang ampun bikin kami semua kalap belanja di sini.

Gapura yang berdiri di pintu masuk area desa
Rumah dan permukiman warga suku Sasak
Bagian dalam rumah suku Sasak
Tidak terdapat kursi dan sangat sederhana
Bale dalam yang terdapat kamar untuk bersalin
Saya sempat diajak masuk untuk melihat isi dari rumah adat suku Sasak yang begitu sederhana. Ukurannya berkisar 7 x 5 meter yang dibagi menjadi 2 ruangan berbeda (Bale luar dan Bale dalam). Bale luar merupakan area untuk menerima tamu sekaligus ruang tidur bagi laki- laki, sedangkan bale dalam adalah ruangan yang lebih privasi bagi suku Sasak, karena di bale dalam ini merupakan ruangan tidur untuk perempuan yang juga digunakan untuk persalinan atau melahirkan. Terdapat 3 anak tangga yang harus dilewati ketika memasuki bale dalam, jumlah anak tangga ini memiliki filosofi yang disebut Wetu Telu yang maknanya sebagai 3 tahapan hidup yaitu lahir, berkembang dan mati.


Rumah suku Sasak ini seluruhnya  masih terbuat dari bahan-bahan alami. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu sedangkan atapnya dari rumbia. Tapi yang paling unik adalah lantainya, yang secara rutin dilumuri oleh kotoran kerbau, katanya sih kotoran kerbau bisa membantu menutupi lubang-lubang lantai rumah. Tapi untungnya saya tidak mencium bau atau aroma kotoran kerbau selama berada di dalam rumah. Ajaib ya?!

Tradisi yang dimiliki masyarakat Desa Sade:

1. Meski dahulu agama islam yang dipeluk oleh Suku Sasak masih terpengaruh dengan agama Budha dan Hindu, kini penduduk Desa Sade telah menjalankan ibadah Sholat lima waktu

2. Terdapat tradisi dimana seorang pria yang ingin menikahi wanita, calon pengantin pria harus menculik wanita tersebut pada malam hari. Tradisi ini dianggap menghormati keluarga mempelai wanita serta dianggap romantis bagi mereka.

3. Seorang gadis suku Sasak belum diperbolehkan untuk menikah jika belum bisa menenun.

4. Terdapat beberapa kesenian khas Desa Sade yakni Gendang Beleq, Tarian Oncer dan Peresehan 

Bangunan lumbung padi yang menjadi icon desa ini
Bagian atap rumah adat suku Sasak
Hampir di setiap rumah terdapat kerajinan yang dijual para wanita suku Sasak
Salah satu kain khas Lombok yang sangat indah
Berbagai kerajinan dan aksesorisnya bikin ngiler banget TT
Kak Satya jadi yang paling banyak ngeborong. hihi cakep sik ya beb :')
Nah, banyak banget fakta uniknya kan?! Ini baru tentang desa aja loh gengs, belum lagi hasil karya dan kerajinan yang dijual masyarakat Desa Sade. Puluhan helai kain berjajar rapi bersama dengan aneka cendramata khas Lombok yang sangat cantik ditawarkan hampir di setiap rumah yang ada di desa ini dengan harga yang sangat-sangat-sangat murah. Kayaknya nggak ada yang sanggup menahan hasrat belanjanya di sini, pun termasuk saya. Semakin setuju kalau keragaman alam dan budaya memang merupakan salah satu Pesona Indonesia. Yuk datang dan beli cinderamata unik khas Desa Sade!! :D

Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel) dalam campaign Sapta Nusantara yang berlangsung selama 16 hari. Kalian dapat menyaksikan foto dan video perjalanan yang diabadikan oleh tim Sapta Nusantara di social media  Twitter serta Instagram melalui hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara

Legenda Putri Naga Dan Pesona Keindahan Pulau Komodo

$
0
0
“Jangan bunuh binatang ini, dia adalah saudara perempuanmu, Ora."

Saya ini paling antusias ketika berkunjung ke suatu tempat yang memiliki legenda atau cerita rakyat yang dipercayai hingga saat ini. Salah satunya legenda mengenai Putri Naga di Pulau Komodo. Jadi ternyata pulau yang menjadi impian banyak orang ini punya legenda loh, saya bener-bener baru tau dan jadi makin penasaran untuk mencari sumber-sumber cerita lainnya yang lebih jelas tentang legenda Putri Naga. Sampai akhirnya mendapatkan ceritanya secara lengkap dari beberapa sumber yang kurang lebih begini: 

Haee Ora!
Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang putri dimana orang memanggilnya dengan Putri Naga (bukan normalita yak?!). Putri ini menikah dengan seorang pria yang bernama Majo lalu kemudian melahirkan sepasang bayi kembar yang ternyata seorang manusia dan seekor komodo. Bayi laki-laki dinamainya Si Gerong dan dibesarkan di lingkungan manusia, sedangkan bayi komodo diberi nama Ora yang hidup dan diasingkan di dalam hutan.

Beberapa tahun telah berlalu, suatu ketika Si Gerong dewasa pergi untuk berburu rusa di hutan, namun pada saat ia akan mengambil rusa buruannya itu tiba-tiba seekor kadal raksasa menyergap dan memakan binatang hasil buruan Si Gerong. Si Gerong lalu mencoba untuk mengusir kadal tersebut, namun sia–sia karena kadal itu berdiri tegak diatas bangkai rusa tersebut dan mengancam Si Gerong dengan gigi-gigi tajamnya.

Ketika Si Gerong memutuskan untuk memanah kadal raksasa itu, namun muncullah seorang wanita yang bersinar yakni Sang Ibu si Putri Naga. Dengan lembut ia memisahkan Si Gerong dengan kadal itu dan berkata: “Jangan bunuh binatang ini, dia adalah saudara perempuanmu, Ora. Aku melahirkan kalian berdua. Anggaplah kalian sama karena kalian adalah saudara kembar”. Maka sejak saat itu, masyarakat di Pulau Komodo memperlakukan komodo dengan baik. Komodo bebas berkeliaran di dalam hutan dengan memangsa babi hutan, rusa serta binatang hutan lainnya. Bagi komodo yang sudah tidak bisa mencari mangsa sendiri, mereka diberi makan oleh saudara mereka – manusia.

Tempat wajin untuk narsis, hehhe
Waspada kalau lagi main di pantai yaaa..
Pesona khas Pulau Komodo yang ngangenin
viewnya cakep ya?!
Legenda Putri Naga jelas merupakan cerita rakyat zaman dahulu yang dikaitkan dengan peristiwa dan asal usul Pulau Komodo. Saya juga sempat membaca legenda ini tepat di samping kantor pengelola pulau, ceritanya ditulis secara singkat dengan dua bahasa, Indonesia dan bahasa Inggris. Jadi jangan heran kalau ada yang manggil reptil terbesar ini dengan sebutan 'Ora'. Benar atau tidaknya cerita tersebut, legenda tetaplah legenda. Tapi paling tidak, Pulau Komodo telah menjadi sumber rejeki dan anugerah bagi negeri ini.

Siapa sih yang nggak mau ke Pulau Komodo?! Saya yakin pulau ini jadi top list destinasi banyak orang, karena kalian gak akan menemukan binatang Endemik yang satu ini dimanapun! Dari Pelabuhan Labuan Bajo kalau dengan fastboat ternyata gak sampai 2 jam perjalanan sudah sampe loh. Tiba di pulau kami sudah langsung diberi briefing singkat oleh para ranger (pawang) yang akan menemani kami menjelajah pulau. Ada tiga jalur yang bisa dipilih yakni Short Trek, Medium Trek dan Long Trek. Tapi belum masuk ke pulaunya aja saya udah jatuh cinta dengan lansekap laut, bukit dan dermaganya yang eksotis banget, jangan pernah mau buru-buru deh kalau udah datang kesini guys, maksimalin! *gak papa deh pulang-pulang gosong, bisa perawatan lagi. Ehehe*

Kami yang belum mulai trekking udah disamperin duluan sama seekor komodo yang keliatannya lagi ngadem di bawah pohon. Gayanya ternyata diam-diam ngeselin gitu ya?! Tapi pemandu menyarankan untuk gak terlalu dekat, jangan panik dan tetap waspada. Jadi komodo itu ternyata kek LAKI, yang diem-diem tapi membahayakan #lhaa Untuk trekking disarankan membawa topi dan air minum, karena panasnya matahari di pulau ini bisa bikin mendadak pengsan.

Pawang magang nich guys!
Hello Deer..
Mereka ini tau banget kalau kita bawa makanan loh, tiatik!
Sehat dan lestari terus ya kaliaan :')
Terima endorse hijab loh sist :p
Taman Nasional Komodo aslinya mencakup 3 pulau utama yaitu Pulau Komodo, Rinca, dan Padar, tapi masih banyak juga pulau-pulau kecil lainnya yang jika dijumlahkan memiliki luas tanah 603 km². Fix butuh waktu minimal satu bulan memang untuk menjelajah Flores sampai tuntas! Supaya bisa melihat keragaman alam dan budaya yang merupakan salah satu Pesona Indonesia :') *Big Amien*


Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel) dalam campaign Sapta Nusantara yang berlangsung selama 16 hari. Kalian dapat menyaksikan foto dan video perjalanan yang diabadikan oleh tim Sapta Nusantara di social media  Twitter serta Instagram melalui hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara

Photo Story : Tari Kecak Dengan Latar Belakang Sunset Uluwatu

$
0
0
Akhirnya bisa nonton Tari Kecaaaaaaaak! Dari jaman pacaran mas bebnya gak pernah mood untuk nemenin incess, payah ya?! Kesempatan untuk nonton tari yang fenomenal seantero negeri ini akhirnya terwujud dalam rangkaian trip bersama team #SaptaNusantara bulan lalu di Pura Uluwatu. Keunggulan menonton Tari Kecak di sini karena bisa sekaligus menyaksikan sunset dramatisnya Uluwatu. Jadi penonton gak hanya bisa menikmati alur cerita tariannya, tapi juga langit berwarna jingga yang menjadi latar belakang pertunjukan secara langsung.  

Tari yang di ciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak ini menjadi populer ketika Wayan Limbak bersama penari Bali-nya tour berkeliling dunia mengenalkan tarian Kecak. Saya yakin berkat keunikan dari Tari Kecak inilah yang menjadikannya begitu populer. Tarian Kecak ini unik karena tidak diiringi dengan alat musik/gamelan apapun seperti tarian pada umumnya, melainkan hanya diiringi dengan paduan suara sekitar 70 – 100 orang pria. 

Adegan favorite antara Rama dan Sita
Tarian ini juga berasal dari jenis tari sakral “Sang Hyang”. Pada tari Sang Hyang seorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan. Dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para dewa atau leluhur dapat menyampaikan sabdanya. Namun sekitar tahun 1930-an mulailah disisipkan cerita epos Ramayana, seperti yang kami saksikan ini. So Tari Kecak ini juga termasuk keragaman alam dan budaya yang merupakan salah satu Pesona Indonesia loh!

Tiket turis lokal untuk menyaksikan Tari Kecak ini dibandrol Rp. 100.000,- . Tapi worth it banget kok, karena durasi tariannya selama satu jam dan bebas memilih angle atau tempat duduk sesuai keinginan. Karena suka banget liatin make-up para penari Bali yang luar biasa cantik, saya jadi milih tempat duduk paling depan. Dan syukurlah bisa mengabadikan gerakan indahnya, untungnya semua pengunjung akan diberikan selembar kertas yang menceritakan alur cerita secara lengkap. Nah, karena saya baik jadi saya mau membaginya secara detail (padahal catatan biar sayanya sendiri gak lupa sih, hehe). Karena saya belum pinter buat video, berikut photo storynya secara lengkap:

Adegan I : Rama Sita dan Kijang Emas

Sesi pembukaan tepat pukul 17.00 WITA
Gerakan khas para penari sekaligus paduan suara

Rama dan Sita ketika memasuki arena
Rama dan Sita yang sedang memadu kasih. Dalam adegan ini terdapat pula Laksmana, lalu muncul Kijang Emas, Sita meminta Rama untuk menangkapnya, Rama meninggalkan Sita yang dijaga oleh Laksmana. 

Karena Rama sangat mencintai Sita, ia pun berusaha memburu Kijang Enas tersebut

Namun tiba – tiba terdengar jeritan minta tolong yang menurut Sita, itu pasti Rama, lalu menyuruh laksmana untuk membantunya. Awalnya Laksamana enggan untuk meninggalkan Sita, tetapi karena dituduh hendak mencari untung atas kematian Rama, Laksamana naik pitam dan pergi meninggalkan Sita seorang diri.
 Adegan II : Sita, rahwana, Bhagawan dan Garuda
Kemudian Rahwana muncul dan ingin menculik Sita namun tidak berhasil
Tapi dengan akal jahatnya rahwana berubah wujud menjadi Bhagawan ( orang tua ) yang sedang kehausan dan meminta diambilkan air oleh Dewi Sita, setelah dibawakan air, lalu Sita dibawa lari oleh Bhagawan tersebut yang sebenarnya adalah Rahwana.
Sita lalu menjerit minta tolong dan jeritannya tersebut didengar oleh burung Garuda yang sedang terbang di angkasa,
Lalu Garudapun datang untuk menolong Sita,
Namun pertolongannya tidak berhasil karena sayapnya putus ditebas oleh Rahwana, Sitapun dibawa kabur oleh Rahwana ke Alengka Pura
Rahwana yang kejam akhirnya tetap berhasil menculik Sita
Adegan III: Twalen, Rama, Truna Laksmana dan Hanoman

Dengan ditemani abdinya Rama dan Laksamana, yang sedang tersesat di Ayodya Pura, Ingat dengan istrinya yaitu Dewi Sita yang dibawa kabur oleh Rahwana ke Alengka Pura

Dengan bantuan hanoman si kera putih, Rama menyuruh Hanoman membawa cincinnya ke alengka Pura Untk di berikan Dewi Sita
 Adegan IV : Sita Trijata dan Hanoman


Dengan ditemani Trijata keponakan Rahwana, Sita meratapi nasibnya di Taman Istana Alengka Hanoman ( si kera putih ) muncul, ia berkata bahwa ia adalah utusan Sang Rama dan iapun memperlihatkan cincin Rama yang dibawanya. Sita lalu menyerahkan bunga untuk diserahkan kepada Rama sebagai bukti cintanya.
Hanomanpun langsung pergi menuju taman Alengka Pura, lalu mengobrak-abrik hingga tak bernentuk, sehingga abdi Alengka Pura terkejut melihat keadaan yang sudah porak poranda. Mereka langsung menyuruh para Raksasa untuk mencari si pembuat onar tersebut.
Hanomanpun akhirnya tertangkap oleh para raksasa lalu diikat dan dibakar hidup-hidup
Namun karena kesaktiannya Hanoman ( si kera putih ) akhirnya bisa lolos dari maut.
Hanoman yang memiliki kesaktian tinggi akhirnya berhasil lolos
 Demikian, maafkan foto mahmud yang apa adanya ini yes?! :D

Salam manis dari kami muaacch!


Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel) dalam campaign Sapta Nusantara yang berlangsung selama 16 hari. Kalian dapat menyaksikan foto dan video perjalanan yang diabadikan oleh tim Sapta Nusantara di social media  Twitter serta Instagram melalui hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara

Cermin Flores Di Jaman Purba

$
0
0
Setelah hampir dua minggu gak update blog, akhirnya mahmud bisa nelurin satu artikel juga. Perjuangan nih, akibat saya dan Mas Beb mudik ke Blitar jadi gak punya koneksi internet yang memadai, belum lagi repot belanja kebutuhan merantau ke negeri seberang sama penyakit leyeh-leyeh males yang makin sering kumat. Alhasil balas komen jadi telat pun. maafkan yaaa! Ehehe

Saya lumayan sering berkunjung ke gua (cuma suka males nulisnya aja sih) tapi memang setiap gua yang saya kunjungi selalu punya daya tariknya tersendiri. Yalah.... Karna kan gak mungkin juga ya, ada bentuk dan tekstur gua yang sama persis. Yang paling unik tentang gua, tentu aja tentang latar belakang sejarah terbentuknya gua tersebut. Banyak fakta yang kadang sulit diterima akal sehat, Wallahualam.

Warna-warni di dalam Gua Batu Cermin
Nah bulan lalu saya dan rombongan "Anak Komplek" berkesempatan berkunjung ke Gua Batu Cermin, yakni salah satu gua hits di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Gua yang ditemukan oleh Theodore Verhoven, seorang misionaris Katolik, pada tahun 1951 ini ternyata sudah lumayan banyak diulas di berbagai artikel wisata. Jadi kalian gak akan sulit untuk mendapatkan informasinya.

Guide kami menyebutkan bahwa gua ini sudah ada sejak enam puluh juta tahun lalu. Entah pada jaman peradaban nabi siapa, sayapun tidak tahu. Tiba di lokasi kami harus terlebih dahulu melewati jalur masuk menuju gua yang terdapat banyak pohon bambu dengan ratusan durinya. Musim kemarau yang membuat mereka mengering justru membuat pemandangan makin eksotis, iya kaya kulit saya jugak. :p

Gua Batu Cermin memiliki tangga dari semen yang cukup tinggi di pintu masuknya, membuat penampakan gua menjadi semakin megah dengan langit yang tinggi. Setelah masuk ke 'perut' gua, kami menemukan ada banyak ruang yang sangat besar. Semua pengunjung diwajibkan untuk mengenakan helm keselamatan dan membawa senter, karena ada bagian gua yang gelap gulita yang akan kalian jelajahi. Bisa benjol-benjol kepala kalau gak pake helm kakaaaaak, karena memang ada beberapa langit-langit gua yang tidak cukup tinggi.

Jalan masuk menuju gua
penampakan luar gua
pintu masuk gua
Mas Beb lagi narsis
Alasan kenapa disebut dengan Gua Batu Cermin, konon karena ada bagian dinding gua ini yang bagaikan layar lebar. Sementara tidak jauh dari dinding tersebut ada lubang tempat masuknya cahaya matahari. Jika pada siang hari, cahaya akan jatuh ke lubang tersebut dan mengenai bagian dinding tersebut, maka cahaya yang masuk akan direfleksikan ke seluruh celah gua yang mungkin dijangkau oleh cahaya. 

Uniknya pada musim hujan, jika ada genangan air di bagian bawah dekat dinding tersebut maka genangan air tersebut akan ikut direfleksikan ke dinding. Sayangnya kami gak bisa menyaksikan fenomena tersebut karena datang ketika musim kemarau. Tapi saya tetap gak bisa gak terpesona melihat bagian-bagian dinding gua yang sangat mirip dengan batuan karang di dasar laut serta seakan memiliki berbagai warna. Warna putih, kuning, cokelat dan hijau bekas lumut jelas sangat terlihat, bikin makin banyak tanda tanya di kepala.

Eh gimana naiknya mas???
Jarang-jarang Mas Day masuk frame hihi
waktu pake skill manjat pohon nih
Masih banyak pohon yang bisa tumbuh, ajaib!
Terkstur batu yang mirip banget sama karang-karang bawah laut
Ayo datang ke Flores!!
Guide kami juga sempat sedikit menjelaskan bahwa gua ini dahulunya berada di bawah permukaan laut, namun akibat aktivitas tektonik atau turunnya permukaan laut, membuat gua ini akhirnya naik ke permukaan tanah seperti saat ini. Itu artinya, di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur ini, pernah memiliki istana di daasar laut yang super megah?! Lalu gimana kehidupan laut purba Flores ini ya?!

For You Who Live Under My Heart

$
0
0
Bismillahirahman nirahim' Happy New Year, Selamat Tahun Baru 2016, Happy Birthday Mamahku tercinta! Setelah menyebut diri sendiri dengan julukan Mahmud, alias mamah muda dalam satu tahun ini, Kun Faya Kun! Mendadak saat ini saya sudah mau mengumumkan tentang kehamilan anak pertama kami. Tiba-tiba udah 15 bulan menikah, tiba-tiba udah ganti tahun lagi, tiba-tiba sudah 14 weeks. Iya, bayi dalam kandungan saya saat ini sudah berusia 14 minggu, atau 3 bulan melewati trimester pertama. Aaaaaaaaaaaaak deg deg!

Have a good life for you who live under my heart <3
Bagi teman dan kerabat yang belum saya kasih tau secara langsung atau malah udah mendengar berita ini dari yang lain, maafin yaaa. Bukannya apa, tapi saya memang belum berani woro-woro sebelum melewati trimester pertama, dimana masa kehamilan yang masih sangat rawan. Nah makanya, saya baru berani membagi ceritanya setelah berusaha menjaga sampai si debay sudah berusia 14  minggu. Mau tau rasanya waktu pertama tau?! Panik!

Iya, Panik! Paniknya bukan karena nggak senang ya, tapi lebih ke-what-ada-bayik-dalem-perut-gue-serius-nih?! Mungkin para first bumilmud bakal lebih ngerti apa yang saya rasain. Jadwal haid saya yang begitu sangat teratur bahkan nggak pernah telat satu haripun mendadak mencurigakan, mulesnya ada tapi kok 'tamu'nya nggak datang-datang ya?! Sampai dihari ke 3 saya akhirnya nekat ke apotek untuk beli testpack. Anaknya suka iseng, jadi saya beli 2 testpack sekaligus. Dua-duanya dicoba, dan dua-duanya menunjukkan 2 strip merah yang tebal. Langsunglah saya berbagi kepanikan di fahmi yang udah berangkat ngantor.

Dan jawabnya cuma "yawes toh, memang udah waktunya dikasih.. Alhamdulillah" Baiklah, yang menanam benih aja santai, sayapun mencoba hal yang sama. Tapi perasaan takut gagal memenuhi kebutuhan dan menjaga si debay tetap menghantui saya, gimana kalo dedeknya kekurangan vitamin ini-itu?! Gimana kesehatannya kalau susu aja saya nggak suka. Pokoknya mendadak ada banyak ketakutan dan pertanyaan yang melintas di kepala saya sampai akhirnya saya menelpon si Mamah barulah saya bisa tenang.

Karena ada kegiatan Blogger Camp ke Bogor, membuat saya menunda untuk periksa ke dokter kandungan. Nekat ya.. Jadi saya kemping-kemping ceria tanpa tau sudah berapa usia kandungan saya saat itu. Karena belum paham bagaimana cara menghitung usia kehamilan, saya berfikirnya ya paling baru satu minggu karena saya telat haid satu minggu. Tapi ternyata setelah cek ke Rumah Sakit Jakarta, Dr. Nurfikha Handayani, SpOG bilang debaynya udah usia 5 weeks *Hah**Melongo*

Jadi ternyata usia kehamilan itu sudah terhitung dari tanggal haid terakhir kita di bulan sebelumnya. Kok bisanya baru nyadar?! Hahaha sayapun bingung, toh sampai usia ke 14 minggu Alhamdulliah hamil saya ini sama sekali tidak menyusahkan. Morningsick tidak terlalu sering saya rasakan, meski mual-mual sering datang menjelang waktu magrib tapi belum pernah sampai muntah dan kepayahan di tempat tidur. Tetangga sampe bilang, "Kok hamil pertama kuat banget, gak mabok-mabok, put?!"Maboknya kalo butuh piknik aja keknya :'P

Percaya atau tidak, debay yang sudah mulai punya detak jantung ini sudah berhasil melewati banyak aktifitas dan perjalanan. IkutanBlogger Camp 2015, nonton konsernya Sheila On 7, main ke Dufan dengan teman-teman blogger, mengikuti 16 hari serangkaian perjalanan #SaptaNusantara yang 8 kali naik-turun pesawat, dan terakhir tiba di Sydney, Australia serta memeriahkan New Year Eve 2016 yang fantastis. Alhamdulillah, perasaan mual dan mabok malah tidak terasa sama sekali. Paling ya pusing kena omel sedikit dari Mamah dan mertua karena katanya susah diatur aja sih. Ehehheee

Rencana hidup saya dan Fahmi kedepan mendadak harus diubah, kami yang saat ini sedang menjadi pejuang WHV sama sekali nggak keberatan dengan kehadiran bayi ini. Tidak! Justru bersyukur karena kami yang berniat mencari rejeki ke negeri seberang, malah sudah duluan diberikan rizki yang jauh tak tertandingi nilainya. Hamdalah! Saya hanya berfikir bahwa anak ini iri karna ayah ibunya honeymoon terus dan gak mau menunggu lebih lama lagi untuk traveling bersama. Maka kurang nikmat apalagi?! :)

Saya sendiri memang yang memutuskan untuk tetap berangkat WHV, entah kuat atau nggak kerja dengan badan dua di negeri orang, rasanya harus dicoba. Dr. Fikha yang ternyata juga traveler abis dan anggota Backpacker Dunia ternyata menyenangkan banget untuk saya ajak konsultasi. Beliau tidak banyak membatasi dan hanya berpesan untuk berhenti naik pesawat pada usia kehamilan 32 weeks. Jadi mungkin saya akan kembali ke Indonesia lebih cepat, kapannya sih belum tahu yang jelas our little baby sepertinya betah tinggal disini. Well, minta doa terbaiknya aja untuk keluarga kecil kami ya?! Semoga debay bisa sehat sampai persalinan nanti. Sekali lagi selamat tahun baruuuuuu dan perjalanan yang serba baru!!!

For you who live under my heart, baik baik ya sayaaaang. We love youuuuuuuu!!

Mission Complete: 2016 Sydney New Year Eve Fireworks

$
0
0
Siapa sih yang nggak suka dengan Fireworks?! Kembang api di sebatang kawat mungil aja semua suka, apalagi yang meluncur dan meletus di atas langit, cantik banget! Rasanya saya akan selalu menyukainya hingga tua dan keriput nanti. Kembang api pula yang menjadi alasan Saya dan Fahmi memilih Sydney sebagai first entry ke Australia, eh kayaknya Mei sama Velyz juga tuh.. Hihi. Kemeriahan malam tahun baru di Sydney menjadi salah satu perayaan yang paling spektakuler di dunia, moment setiap tahunnya akan selalu disiarkan ke penjuru negeri dan bikin siapapun mupeng. That's why we are so excited, Aaaaaaaaaaaaaaak!

Happy New Year!!
Tanggal 30 siang, saya, Fahmi, Mei dan Velyz sempat main ke kawasan Harbour Bridge. Tenyata jalan kaki sore di jembatan hits yang satu ini seru juga loh. Meskipun Sydney sedang rame-ramenya dengan turis mancanegara, namanya negara maju tetep deh teratur, bersih dan nyaman. Kami juga sekaligus survei lokasi terbaik untuk keesokan harinya merayakan NYE, kami akhirnya berencana memilih lokasi di Mrs Macquarie's Chair. "Besok antri jam 11 siang ya!" Celetuk Velyz. Iya, jam 11 siang harus udah antri untuk dapet tempat, karena diperkirakan bakal ada 1,6 juta orang yang datang. Hahaaa gilak! Saya yang awalnya gak percaya jadi mengerti setelah ngeliat sudah ada beberapa tenda yang berdiri sejak rabu pagi, warbiasya!  


Tapi Sydney makin keren di mata saya, persiapan malam tahun baru di kota ini bener-bener terlihat sangat dimanage dengan amat sangat baik. Petugas keamanan ada dimana-mana, info transportasi dan jalan-jalan yang ditutup disebar melalui LCD tv di pinggir jalan. Ratusan ribu antrian pada 31 siangpun terlaksana dengan sangat tertib, jadi ternyata kami mengantri sangat panjang karena ada pemerikasaan tas di pintu masuk. Saya fikir hanya di beberapa area saja yang tidak diperkenankan membawa Alkohol, tapi ternyata semua pengunjung yang datang dilarang membawanya, botol-botol kaca dan benda keras lainnyapun akan kena sita. Hebat ya?! :)

Antriannya booooook
Sekitar jam 2 siang kami akhirnya berhasil melewati pemeriksaan dan segera mencari tempat terbaik untuk menggelar kain dan... tidur! Hahhaa serius cape banget looooh, karena tenaga harus disimpan hingga tengah malam nanti. Saya sebagai mahmud profesional gak kelupaan untuk memasak dan membawa bekal (isinya ayam dan nasi 1 setengah liter). Seruuu, seruuu, semua orang gelaran di rumput, nyanyi-nyanyi, main kartu, baca buku, pokoknya mendadak jadi piknik banget coy! Ada belasan Food Truck untuk jajan, puluhan box toilet dan tempat free refil water. Piknik di kota ini benar-benar menyenangkan banget.




Tema Sydney New Year Eve tahun ini adalah "City of Colour" yang kabarnya mengeluarkan biaya hingga $7 juta, atau sekitar Rp 70 miliar. Akan ada 23.000 kembang api yang rencananya akan diledakkan dari Sydney Harbour Bridge. Dan kabar baiknya, untuk pertama kalinya NYE kali ini ada proyeksi cahaya di kedua sisi jembatan dan seni cahaya yang dibuat oleh sejumlah seniman lokal Australia. Sekitar jam 9 malam, Family Fireworks atau dikhususkan bagi anak-anak diledakan dengan meriah. Dedek dalem perut juga ikutan seneng loh, xixi. 

Dan masa yang ditunggupun akhirnya datang, 11:59 pm atau 60 detik hitungan mundur ditampilkan di layar proyektor raksasa samping bridge. Jadilah semua menghitung dan berteriak dengan histeris, dan duaaaaaar.....








Durasi kembang apinya sekitar 10 menit tanpa henti, dan meletup dari beberapa point sampai saya bingung mau lihat yang mana. Semuanya cakeeeeeeep, luarbiasa indah. Beruntung si debay yang punya kesempatan melihatnya diusia yang masih sangat dini, tahun besok kamu mau lihat dimana dek?! Heheee Berbeda dengan di Jakarta yang masih terdengar ledakan kembang api hingga jam 1 malam dari setiap rumah, di Sydney yang penjualannya dilarang yaa hanya bisa dinikmati di Harbour Bridge ini aja guys, tapi yeaah... SO SPECTACULAR !!

Berikut video pendek yang saya rekam ala-ala, buat spoiler aja sih hehee..



Petualangan ditutup dengan pulang berjalan kaki ramai-ramai, mumpung car free night, dan stasiun semua over capacity. Untungnya apartment kami deket. Xoxoxoxo 


Happy New Year 2016! Selamat Tahun Baru, Semoga bisa menjadi pribadi yang makin positif dan bermanfaat bagi sesama dan agama. Karena sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Amin :))))

10 Hal Menyenangkan Yang Bisa Dilakukan di Sydney

$
0
0
Belum genap 2 minggu, tapi saya dan Fahmi udah lumayan kerasan di Sydney. Meskipun saya masih suka kaget sama cuacanya yang labil, alhasil bikin cepet pusing kepala, tapi Hamdalah masih doyan dan banyak makan. Hhehee Paling enggak kami jadi tau bagaimana Sydney ketika Summer, yang ternyata masih tetaap memaksa kami untuk beli selimut karna gak mau meringkuk kedinginan ketika malam. Rajin mengecek ramalan cuaca, supaya tahu kapan hujan akan turun. Jadi ini sebenernya Summer macam apa ya?! Wong gak bikin keringetan sama sekali -______-

Karena belum dapet pekerjaan tetap, saya dan Fahmi memilih untuk pelan-pelan mencoba mempelajari cara serta jalur-jalur yang dilewati transportasi publik. Baik itu Train, Bus, Ferri dan Light Rail, ternyata mudah dan efisien banget. Semua menggunakan jenis E-ticket yang sama (atau kalo di Jakarta kaya FlazzCard) dan jadwal serta rutenya bisa dilihat jelas di dalam 1 mobile apps. Asik bangetkan?! Entah saya yang norak atau memang beneran asik, pokoknya masih banyak hal-hal menyenangkan lainnya yang bisa dilakukan di Sydney. Silahkan disimak :) 

1. Jalan-jalan di Hari Minggu

Bondi Icebergs, jangan lupa mampir kesini kalau main ke Bondi Beach
Sebenernya dengan public transport yang super nyaman di Sydney, hari apapun oke sih buat jalan-jalan dan datang ke tempat baru. Tapi jalan-jalan di hari minggu bisa lebih menyenangkan karena ke manapun dan menggunakan transport apapun, kalian hanya perlu membayar $ 2,5 saja, terserah kemana dan berapa kalipun kalian naik-turun train, bus, ferri  dan light rail (trem). Jadi nggak heran, kalo semua orang Sydney bakalan berlibur dan memenuhi beberapa destinasi wisata ketika hari Minggu.


2. Jalan Kaki

Jalan kaki tanpa klakson
Jadi, kalau saya dan mas bojo mau pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Radius 1-2 kilo kami lebih milih untuk jalan kaki. Karena memang jalan kaki di Sydney bisa menyenangkan tanpa perlu khawatir dikelakson motor ataupun mobil. Saking nyamannya, kami bisa jalan sampai belasan blok. Toh ada beberapa stasiun yang jaraknya gak seberapa jauh, jadi masih jalan kaki-able untuk bumil sekalipun :)

3. Piknik Atau Gegoleran di Taman

Bebas gegoleran, tapi jangan maksiat yes?! :p
"Orang Sydney pasti gak pernah kekurangan piknik ya?!" komentar mas bojo, super setuju karena kamipun jadi ketularan kebiasaan orang sini yang doyan gegoleran di taman. Alhasil, kemanapun kami pergi kami selalu membawa kain pantai dan snack. Jadi kalau ada view cakep atau saya kelelahan berjalan, kami tinggal gelar lapak dan membuka bekal. Piknik yang hanya di taman bisa begitu menyenangkan karena ada banyak free refile water dan toilet gratis yang bisa dipake. Sughoi!

4. Gegoleran di Pantai

Pantai yang ramenya gak wajar. Epic! 
Gegoleran di pantai gak akan bisa lepas dari kegiatan menyenangkan yang dilakukan di Sydney, memang udah umum banget sih gelaran di tepi pantai. Tapi kalau yang gelar sampai ratusan orang kayak gini?! Beda sensasinya dong?! Tenang aja, meskipun Bondi Beach yakni pantai paling fenomenal se-OZ ini selalu ramai, pantai ini selalu bersih dan aman. Justru keramaian pengunjungnyalah yang bikin Bondi ini jadi makin spesial dan berbeda. Epic tenan!

5. Dateng Ke Banyak Festival Dan Berburu Gratisan

Free books! 
Ada yang bilang Sydney sebagai kota sejuta festival, ternyata bener. Karena tiap minggu selalu aja ada festival yang diadakan, kami sendiri hanya baru mengunjungi 1 festival aja sih, itupun nggak sengaja karena kebetulan lewat. Tapi beruntungnya kami, karena ketemu stand I-Library dimana pengunjung boleh membawa pulang buku apapun yang mereka mau secara gratis! Maka nikmat manalagi yang ingin kami dustai ketika ada banyak LonelyPlanet yang bisa dibawa pulang. Akirnya kamipun memilih guidebook ke Turkey, Nepal dan Tibet dengan sangat tidak dipaksa. Hamdalah hehehe 

6. Bebas Meluncur di Trotoar

Capek jalan, duduk santai aja  karna banyak yang bisa diliat alias cuci mata cyin
Sebelum tiba di Sydney, mas bojo kekeh banget mau bawa skateboard dari Indonesia, tapi saya larang karena saya fikir ya buat apa?! Ribet juga bawanya. Dan kemudian saya yang norak dan gak pernah ke kota modern ini baru paham, kok asik yaaa ternyata jalan meluncur dari satu blok ke blok lainnya pake skateboard?! Saya gak nyangka juga kalau trotoar buat pejalan kaki disini mulus tanpa polisi tidur, apalagi palang besi kek di Jl. Sudirman -____- *Kemudian dimarahin mas karna batal bawa skateboard* Gak hanya skateboard, siapapun juga bebas untuk meluncur menggunakan sepeda, sepatu roda, juga otopet. Pokoknya umum banget tanpa ada yang melarang :)

7. Main Burung

Dimana-mana ada burung gaes
Gakusah ngeres yak! Tapi seriussss, main sama burung di taman-taman kota lumayan bisa ngilangin stress banget loh. Bisa mendadak lupa (sedikit) kalo abis beli burger yang harganya $ 23, seneng aja kalau masih banyak hewan yang berkeliaran di tengah kota besar. Paling enggak kita jadi tau kalo kota tersebut gak punya banyak polusi udara. Mungkin karena Sydney dekat dengan laut, makanya banyak banget burung disetiap sudut kota, tapi asiknya mereka ini gak takut sama manusia. Jadi kalo kami lagi gelaran dan membuka bekal makanan, mereka secara diam-diam akan mendekat. hihi gemes pengen nangkep buat diopor :p

8. Spending New Year

Cerita Sydney NYE secara lengkap bisa dilihat disini ya!
Meskipun momentnya cuma setahun sekali Spending New Year menjadi agenda paling wajib ketika berkunjung ke Sydney, masukin deh sebagai wishlist kalian karena kami yang sudah melewatinya kemarin aja masih ketagihan. Pasti makin seru kalo si debay juga udah bisa ikutan, doakan semoga bisa balik lagi ya dek!*pukpuk perut* Untungnya kembang api di Sydney gak hanya satu tahun sekali aja, kami yang tinggal gak jauh dari Darling Harbour bisa melihatnya setiap minggu. Darling Harbour akan meledakkan kembang apinya setiap Sabtu tepat jam 9 malam. Syedaaaap kan?! Hehe

9. Berburu diskon!

Dapet free 1 cup Ben & Jerry's 
Tiba di Sydney, temen-temen apartmen langsung memberi kami banyak tehnik berbelanja murah supaya bisa survive di kota yang begitu keras ini. Alhasil mahmud udah lumayan jago dong berburu half-price di supermarket ataupun pasar sayur. Ditambah lagi ada Meidi (Geretkoper.com) yang notabene foodblogger, berkat doi kami jadi dapet Ice Cream diskonan yang enaaaaaaa' di Manly Beach. Xooxoxo

10. Masak Makanan Tanah Air Bareng Housemate

(Lisa, Junny, Yenni, Dimple, Mas Bojo, Nessya) Jangan tertipu wajah blasteran mereka, mereka semua ini asli Indonesia loh!
Ketika gak nemu makanan yang gak nendang di lidah, satu-satunya jalan ya dengan cara membuatnya sendiri di rumah. Untungnya apartmen kami nggak jauh dari pasar sayur dan supermarket. Mulai dari masak pecel, sambal matah, sayur asem, bubur kacang ijo, sampai mie ayam pun berhasil kami buat. Makannya rame-rame sambil nonton film, jadi makin hangat dan seru :))


Ps: All photo taken with Olympus E-PM2

Ke Bali Cuma Transit?! Tetap Syantik Karena Berry Biz Sunset Road Hotel

$
0
0
Untungnya tiket keberangkatan kami ke Sydney starting dari Bali, jadi paling enggak masih punya masa tenang sebelum banting tulang di negeri seberang. Double alhamdulillahnya karena tempat kami stay hotelnya asik dan nyaman. Berry Biz Sunset Road ini seakan ingin memenuhi kebutuhan para pelancong ke Bali yang tujuannya bukan hanya untuk liburan, melainkan kepentingan lainnya seperti urusan bisnis atau seperti kami pasangan blogger yang hanya transit beberapa malam sebelum terbang ke Australia.

Brown & Butter yang super nyaman untuk kerja dan ngopi syantik
Dari kacamata saya pribadi, Berry Biz Sunset Road telah berhasil memenuhi kebutuhan pengunjung berkepentingan khusus seperti misalnya travel blogger, photographer, videographer atau profesi lain yang selalu membawa pekerjaannya dimanapun. Baru tiba di lobbynya saja kami langsung melihat banyak tamu yang sedang asik berkutat dengan leptopnya di Brown & Butter, yakni coffeeshop super pewe yang punya colokan listrik disetiap kursinya. "Ihh cafenya asik buat kerja sayang..." ujar mas bojo. Dan kabar baiknya, ternyata Brown and Butter coffeeshop ini open for public loh, jadi kalian yang gak nginep di Berry Biz juga bisa numpang kerja disini. Urusan wifi?! kencengnya warbiasa <3

Muka habis roadtrip Blitar-Malang-Surabaya-Banyuwangi-Denpasar. Kami lelaaaaaah!
kelon-facility xoxox
Sebagai “The First Creative Business Hotel in Bali” Berry Biz yang berada di Jalan Sunset Road ini memiliki 4 jenis kamar yaitu Superior Room, Deluxe Room, Suite Room dan Female Only Room(ini yang paling unik dan jarang). Setiap kamar sama-sama dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman baik untuk beristirahat ataupun bekerja. Terdapat pula quote yang memotivasi dari para orang berpengaruh seperti Bapak Dahlan Iskan yang menempel di dinding kamar. 

Saya fikir hotel bisnis gak akan menyediakan hairdryer, tapi ternyata saya salah. Hairdryer sebagai kebutuhan penting para hijaberpun disediakan di kamar mandi. Asooooy! Kalau udah masuk kamar saya dan Fahmi sering sekali kekurangan colokan listrik, alasannya ya karena kami bawa dua laptop, dua kamera, dua hape, dua powerbank, belum lagi GoPro, meskipun bawa terminal tetap kurang. Beda jika menginap di Berry Biz ini, semua aman karena ada banyak colokan listrik yang bisa kami gunakan. Hotel kekinian mah memang beda yaaaa?! Xixixixi 

Work space
Sebagai blogger teladan, meski capek kami tetap kerja
Hotel boleh bisnis, tapi hairdryer tetap melengkapi
Menu sarapannya juga oke loh
Meskipun hotel ini berkonsep bisnis, kami yang menginap selama 3 malam di Berry Biz tetap dapat menemukan banyak keluarga dan rombongan turis lokal yang memang sedang menikmati liburannya di Bali.  Beda dengan kami yang sama sekali nggak keluar hotel karena lelah (naik kereta dari Surabaya) dan banyaknya tugas yang menumpuk. Dan tugas untuk mempersiapkan tinggal di Sydney seperti membuat akun Bank, Pajak dan akun situs lowongan kerja, hingga print tiketpun semua dapat kami lakukan dengan mudah di Berry Biz. Gak kebayang kalo gak nginep disini, bisa-bisa PR nambah karena harus cari warnet buat ngeprint. 

Bosan nunggu di lobby?! Baca2 putrinyanormal.com aja shay..
Ada virtual office dan toko buku jugaaak!
Bisa kopdar syantik di Brown & Butter, iiiih Milkshake nya Enaaaaa'
Mau meeting?! Online sampe bosen? Atau baca dan beli buku? Butuh print dan photocopy?! Semua bisa dilakukan di hotel yang merupakan hasil konsep dan desain dari Avila Hospitalityyang satu ini. Sepertinya kalau pulang dan kembali transit di Bali kami akan kembali ke hotel ini juga, karena tidak hanya nyaman, Berry Biz Sunsut Road juga strategis dari bandara. Tapi kami juga penasaran dengan property hotel lain yang dimiliki Avila Hospitality, pasti juga kereeeeen. Fufufufu...


Berry Biz Hotel
Jl. Sunset Road No. 99, Kuta-Bali, Indonesia
Tel. +62-361-8495222
Email: info@berrybizhotel.com
www.berrybizhotel.com

Kemeriahan Australia Day di Darling Harbour

$
0
0
"Tanggal 26 nanti kerja nggak kak?! Kalo kerja dibayar double loh..."
"Heh, belum tau.. emang ada apa??"
"Australia Day, semua libur."

Semua aksesoris serba bendera Aus
Kalau aja Nesha (teman seapartemen) nggak menanyakan, saya sama sekali nggak tau dengan perayaan Australia Day yang diperingati pada tanggal 26 Januari setiap tahunnya ini. Mirip-mirip seperti 17 Agustusan di Indonesia, jadi semua libur karena hari nasional. Bedanya, kalau tujuhbelasan kita merayakan hari kemerdekaan. Sedangkan Australia Day ini memperingati  kedatangan armada pertama kapal Inggris di Port Jackson, New South Wales, serta pengibaran Bendera Inggris di Sydney Cove oleh Gubernur Arthur Phillip. Atau bisa dibilang perayaan dimana pertama kali Australia diduduki Inggris. Hemmmnn unik ya...

Karena saya kerjanya di restaurant, jadi libur gak libur ya tetap buka dan akhirnya saya disuruh masuk. Beda sama mas bojo yang dapet libur ketika weekend dan libur nasional. Bos bilang akan beri saya upah sebesar $70 untuk 5 jam kerja, tapi karena si debay butuh liburan mahmudpun menolaknya. hahahhaha *angkuh sekali kau put* Tapi toh tahun besok saya dan dedek belum tentu bisa ikut merayakannya, Visa saya kan "working-holiday" bukan "working till die" ehehheee

Wajah-wajah netizen Sydney yang beraneka ragam
Happy Aus Day! ( Hijab by: @Ghaniyahijab.id )
Perayaan Australia Day ini bahkan lebih meriah dari New Year Eve awal bulan lalu, atribut serba bendera ada dimana-mana. Untungnya gak perlu antri dan menunggu lama untuk melihat fireworks. Entah bagaimana Perth, Melboourne, Darwin dan wilayah lainnya, di Sydney pusat keramaian terdapat di Darling Harbour yang jaraknya cuma 5 menit jalan kaki dari apartment kami. Senengnya di Australia, mau seramai apapun, semua tetap teratur dan disiplin.

Kami datang jam 7 malam (jangan heran kalau masih terang) dan Darling Harbour benar-benar jauh lebih ramai dari biasanya. Serangkaian acara sudah berlangsung sejak pagi, dan ketika kami datang bertepatan dengan acara resmi yang dihadiri oleh pejabat pemimpin New South Wales. Ada juga para artis lokal yang nyanyi-nyanyi sambil keliling di atas kapal sambil dadah-dadah. Saya sih ikutan dadah aja padahal gak kenal itu siapa -_____-

Gak perlu bingung untuk cari tau susunan acara yang berlangsung, di Australia semua informasi serba mudah didapat. Tinggal ke pusat informasi dan minta brosur acara atau buka internet, praktis! Dan akhirnya tepat jam 9 malam, kembang apipun diluncurkan.......

Keramaian Darling Harbour menjelang fireworks
Letusan kembang api berlangsung selama 15 menit tanpa henti
Fireworks!!
Happy Australia Day!!!!


Membeli 'Sepotong Hati Yang Baru' Dari Hasil Gaji Pertama di Australia

$
0
0
Penantian yang panjang memang nggak pernah sia-sia
Iya, "Sepotong Hati Yang Baru" yang saya maksudkan adalah Kindle. Jika kebanyakan teman membeli IPhone atau handphone baru ketika sebulan kerja keras di Australia (misalnya Velyz dan Mas Bojo), saya sudah amat sangat senang dengan mendapatkan Kindle. Udah hampir 1 tahun lamanya saya mendaba, dan harus menanti karena ternyata tidak dipasarkan di Indonesia. Nah pertama kali ngerti dan jatuh hati sama Kindle ini dari kak Shabrina Koeswologito yakni penulis di Wondertripper.com, sayangnya belinya jauh harus di Singapura. And finally Kak Shab, akhirnya mahmud punyaaaa. xixiiii

Tentang Kindle...

Kindle jelas terlihat seperti gadget tablet pada umumnya, tapi kalian salah karena Kindle hanya berfungsi sebagai alat pembaca buku digital dari situs jual beli Amazon atau koleksi E-book pribadi. Loh kok beli mahal-mahal cuma bisa untuk baca aja?! Mending beli tablet deh. Hihihhi rasanya tidak bagi seseorang yang kutu buku. Kindle bisa sangat menyenangkan karena memiliki banyak kelebihan seperti:

  • Pembaca gak perlu membawa buku bertumpuk-tumpuk kemana-mana. Karena semua file bisa tersimpan secara digital. Praktis!
  • Berbeda dengan tablet atau gadget lainnya, layar Kindle berteknologi E -ink yaitu tinta elektronik yang tidak mengeluarkan cahaya sehingga mata si pembaca tidak akan lelah walau berjam-jam memandangi kindle. Selain itu e-ink juga membuat tulisan di kindle dapat terlihat jelas walau terkena sinar matahari.
  • Built in dictionary, Fitur yang biasa terdapat pada microsoft office. Jadi ketika kita menemukan kata yang aneh dalam artian kita kurang memahaminya, tinggal blok kata tersebut lalu akan muncul deskripsinya. Misalnya ada kosakata dalam bahasa Inggris yang kurang dipahami, so sambil baca bisa sambil belajar. Smart!
  • Pencarian buku mudah dan tersedia banyak. Beda dengan cari buku di toko yang butuh waktu lama. Hal itu gak terjadi pada kindle, Amazon dan Goodreads menyediakan secara lengkap koleksi buku-buku terbaik. Eits, tapi tetep beli ya.. mudah kok karena tinggal daftarkan visa atau mastercard yang kita punya di kindle account.
  • Tetap bisa menjalankan fitur seperti tablet atau smartphone lainya. Seperti memainkan musik, membuka browser dan berselancar di internet.

Yang saya suka dari Kindle ini, layarnya persis dengan buku
Tentang pekerjaan di Australia...


Jadi dari manakah uang yang saya dapatkan  untuk membeli Kindle?! Sebelum mendapatkan perkerjaan tetap yang sekarang ini, saya dan Fahmi sempat kerja serabutan dengan berkeliling menjadi Cleaner. Pekerjaan freelance yang bisa diambil kapanpun untuk mengisi pengalaman dan waktu. Kerjanya ya membersihkan rumah atau apartemen selama 2-3 jam sehari. Yang namanya kirim CV dari gumtree sudah tak terhitung lagi banyaknya, tapi saya tetap aja gak dapet panggilan. Huhuuu hingga 2 minggu berlalu akhirnya saya dihubungi untuk melakukan Interview di daerah Dulwich Hill.

Sesuai alamat yang diberikan, ternyata merupakan sebuah restoran asia yang menunya semua Pork. Dan menurut yang mereka butuhkan yakni menjadi Kitchenhand, itu artinya saya harus selalu berinteraksi dengan daging tersebut di dapur. Ada kepasrahan di tengah keputusasaan saya, entah disebut keyakinan atau keangkuhan, semendesak apapun butuh uang pokoknya saya mau kerja di tempat yang halal! Karena melihat saya yang berhijab, si bos yang interview akhirnya mengerti. Bye... kita nggak jodoh.

Dan mencari restaurant yang berlabel halal di Sydney ternyata nggak gampang, susah bukan main karena apartemen kami berada di wilayah Chinatown. Makanan yang dijual kalau bukan pork ya bacon, jadi ketinggian ya maunya saya?! Sampai akhirnya Fahmi menemukan lowongan pekerjaan untuk staff perempuan di restaurant India, yakni salah satu dari 2 restaurant yang di depannya berlabel halal food di sepanjang George St. Di sinilah Gusti Allah turun tangan, ketika memasuki resto tanpa melihat CV saya dengan seksama dan banyak bertanya, manager langsung menyuruh saya training sore itu juga. Masyaallah <3

Keluarga baru di India Gate Restaurant...

Yang saya lakukan di resto adalah menyambut tamu, mencatat dan menghantar pesanan, menerima pembayaran, menyapu dan mengepel lantai, mengelap piring dan gelas. Semua saya kerjakan hanya sekitar 5 jam lamanya, aslinya saya bisa meminta fulltime selama 10 jam sehari tapi karena takut kelelahan dan mas bojo khawatir jadi sehari 5 jam sudah sangat cukup. Semua staff perempuan kecuali 2 chef dan 1 pencuci piring. Saya satu-satunya orang Indonesia karena mereka semua asli India, jadi suka roaming deh. huhuuuu

Yang membuat saya nyaman selain jaraknya dekat dan gak butuh ongkos, di resto ini semua staffnya baik. Enggak ada yang sok senior dan mau mengajari saya dengan sabar. Meski kalau sedang hectic ya kadang suka galak tapi setelah itu baik lagi, toh kerja dimanapun juga gitu. Mereka sering bertanya tentang Indonesia, apa bahasa Indonesianya brother? Sister? 1-10? Ahhh pokoknya ditanya macam-macam. Hubungan bisa sangat baik karena ketika resto tutup kami makan bersama, yang lain roti india saya tetep deh pake nasi dan curry. Xiixi

Salah satu chef merupakan owner, kami semua memanggilnya Uncle. Berusia 50an tahun yang hobinya nyanyi dan mengelus-elus kepala para staffnya, saya jadi berasa punya paman beneran. Sayangnya di Australia ini gak bisa ambil foto sembarangan, apalagi property. Karena hukum digital disini ngeri, saya jadi belum punya foto resto yang bisa dipajang disini. Tapi kenangan tentu akan sangat melekat di kepala saya hingga kapanpun. 

Misi untuk membeli Kindle saat gaji pertama akhirnya terlaksana
Total 90 jam bekerja di resto saya mendapatkan upah senilai 1 IPhone 6, dan saya gunakan AUD 108 untuk membeli Kindle dambaan. Bagi kalian yang tertarik untuk membeli Kindle, bisa dicari di E-bay yang menerima kiriman ke Indonesia. Namun tetap ada biaya pengirimannya yang kurang lebih sekitar $ 45. Kindle yang saya beli ini tipe Touch 6, ada juga pilihan terbarunya yakni Kindle Paperwhite yang lebih canggih karena ada lampunya, harga pasaran di Australia sendiri sekitar AUD 170. Semoga berjodoh ya....

Alhamdulillah karena rasanya berjuang belum pernah sekeras sekaligus semanis ini. Dan alhamdulillah pula bahwa anak yang ada dalam perut saya ini begitu kuat, dia berkembang dengan dasyatnya melenyapkan segala kelelahan dan kepayahan saya. Terimakasih karena sudah menguatkan mama ya dek, mama-papa menantimu selalu <3
Viewing all 550 articles
Browse latest View live